Monday, May 24, 2010

RI-Cina Rencanakan Pertemuan Konsultasi Bilateral ke-4 Bidang Pertahanan



JAKARTA - Dalam rangka mempertegas hubungan kerjasama di bidang pertahanan antara Republik Indonesia dan Cina, pemerintah dari kedua negara berencana mengadakan pertemuan konsultasi bilateral ke-4. Pertemuan tersebut rencananya akan diadakan di Indonesia dan dihadiri oleh pejabat dari kedua negara.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai menerima kunjungan kehormatan Vice Chairman of Central Military Commission of The People’s Republic of the People’s Liberation Army (PLA) Jenderal Guo Boxiong, Jumat pagi (21/5) di Kantor Kemhan, Jakarta.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, pertemuan konsultasi bilateral ke - 4 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Cina merupakan forum kerjasama teknis sektor pertahanan dan dimaksudkan untuk lebih mempererat hubungan para pejabat kedua negara (People to People Contact). Sebelumnya pertemuan konsultasi bilateral yang sama telah dilaksanakan kedua negara pada pada tahun 2007 lalu dengan agenda pertemuan membahas perjanjian kerjasama teknik pertahanan.

Menhan menjelaskan, dalam pertemuan konsultasi bilateral ke-4 kedua negara nantinya akan membahas secara terinci topik-topik permasalahan yang menyangkut kerjasama bidang pertahanan antara lain, pembahasan kerjasama dalam hal pertukaran personel pada tingkat Sesko TNI, tingkat Lemhanas, dan juga pada tingkat lembaga-lembaga perguruan yang terkait dengan pertahanan, seperti National Defence University.

“Pada pertukaran personel kali ini akan lebih diitekankan kepada perwira muda dan menengah kita akan coba tingkatkan pertukaran personel ini dengan membuka kesempatan program pertukaran antar perwira militer kedua negara,“ Jelas Menhan.

Disamping itu kerjasama pertahanan lainnya yang akan di bahas, yakni peluang latihan militer bersama dalam operasi gabungan dalam hal pengamanan non tradisional untuk mengatasi ancaman pembajakan, dan penanggulangan terorisme. Kerjasama non tradisional tersebut bertujuan untuk membangun stabilitas di kawasan ASEAN.

“Berdasarkan pengalaman latihan perang bersama dengan negara-negara tetangga untuk melaksanakan suatu koordinasi patroli Maritim, baik patroli udara maupun patroli laut (Coordinated Maritem Patrol) terutama di Selat Malaka maka kita juga akan membuka kesempatan kerjasama maritime ini dengan pihak Cina,” harap Menhan.

Dijelaskan lebih lanjut, bentuk latihan perang bersama ini juga bisa dalam bentuk latihan gabungan untuk peningkatan kemampuan pengamanan maritim yang nantinya akan digunakan pada saat kunjungan muhibah kapal-kapal perang kedua negara untuk melaksanakan kegiatan SAR (Search and Rescue).

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengundang pemerintah China hadir didalam acara operasi gabungan untuk latihan penanganan bencana alam DIREX 2010 (Desaster Releaf exercise / Humanitarian Assistance ) yang rencananya akan diselenggarakan bulan Mei 2011 di daerah Manado dan diikuti 27 delegasi dari negara-negara dunia.

Disamping kerjasama latihan militer bersama, Menhan menyampaikan tawaran kepada pihak Cina terkait peluang kerjasama dalam hal pembangunan dan pengembangan Peacekeeping Center yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia sebagai fasilitas untuk membangun dan menyiapkan personel Standby Forces yang berfungsi sebagai Peacekeeping operation dalam misi perdamaian dan misi penyelamatan kemanusiaan kalau terjadi bencana. “Pada bidang penanganan Humanitarian Assistance, kita juga mengajak mereka (Pemerintah Cina) dengan membangun dan mengembangkan fasilitas Peacekeeping Center yang dibangun di daerah Sentul, Bogor,” tutur Menhan RI

Pengembangan Kerjasama Industri Pertahanan

Sehubungan dengan kerjasama teknologi pertahanan dan industri pertahanan, Pemerintah Indonesia mengundang Pemeritah Cina dalam Joint Production melalui transfer teknologi kerjasama industri pertahanan Alutsista. Khususnya, pengembangan alutsista dalam hal pembangunan rudal tipe terbaru yang diproduksi Cina “Mereka merespon secara positif, tetapi dalam pembicaraan lebih lanjut mereka harus mempertimbangkan segi bisnisnya,” kata Menhan.

Sementara itu, Jenderal Guo Boxiong menyampaikan pandangannya untuk mengembangkan hubungan dan kerjasama yang bersifat pragmatis dan berhasil antar kedua negara diberbagai bidang berdasarkan prinsip saling percaya, saling mendukung dan koordinasi.

Untuk itu Jenderal Guo Boxiong mengharapkan agar tujuan pertemuan bilateral kedua negara ini dapat memperkokoh kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan mempertahankan perkembangan secara damai dan harmonis demi memelihara perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bersama.

Kerjasama Pelatihan Pilot Pesawat Tempur Sukhoi

Pemerintah Indonesia dan Republik China sepakat untuk memantapkan kerja sama pelatihan bagi pilot-pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara.

Kerja sama pemantapan pelatihan itu juga menjadi satu topik bahasan dalam kunjungan kehormatan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat China (Central Commission of The People Liberation Army/PLA) Jenderal Guo Boxing.



Juru bicara Kementerian Pertahanan Mayjen I Wayan Medhio mengatakan, Indonesia telah mengirimkan pilot-pilot Sukhoi-nya berlatih di China dalam beberapa tahap.

"Sudah ada 10 pilot TNI Angkatan Udara yang melakukan pelatihan simulasi di China dalam beberapa tahap," katanya.

China merupakan salah operator terbesar pesawat jet tempur Sukhoi selain dua negara pecahan Uni Sovyet, yakni Rusia dan Ukraina. Bahkan kini China telah dipercaya sebagai salah satu negara yang memproduksi pesawat Sukhoi.

Negeri Tirai Bambu itu pun memiliki pusat pelatihan pesawat tempur seperti Sukhoi dengan berbagai varian seperti SU-27 SK dan SU-30MK yang digunakan TNI Angkatan Udara.

Beberapa negara pengguna Sukhoi adalah Indonesia, India, China, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Aljazair, Irak, Afghanistan, Jerman, Peru, dan Korea Utara.

Sumber : DMC

No comments: