Thursday, January 28, 2010

Tiga Matra TNI Rapat Serentak



YOGYAKARTA - Tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni TNI Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Laut (AL) melakukan Rapat Pimpinan (Rapim) secara serentak, Rabu (27/1). Rapim TNI AU dilakukan di Yogyakarta, sedangkan TNI AD dan AL dikalukan di Jakarta.

TNI AU

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Imam Sufaat mengungkapkan, tujuan Rapim untuk menyamakan pemahaman Panglima TNI dan KSAU untuk menghadapi tugas, termasuk memantapkan visi, persepsi, dan interprestasi TNI AU dalam menghadapi perkembangan lingkungan yang dinamis.

"Sekitar 14 program yang ingin disosialisasikan untuk menyamakan visi dan persepsi seluruh jajaran TNI AU. Ini tindak lanjut dari Rapim TNI terkait dengan rencana strategi program pembangunan kekuatan (Probangkuat) TNI tahun 2010-2014," kata Imam Sufaat.

"Rencana kesiapan Alutsista TNI AU di tahun 2010 ini membutuhkan jam terbang sebanyak 55.252 jam yang digunakan untuk mendukung kesiapan operasi dan latihan. Antara lain untuk operasi dan latihan awak pesawat, pendidikan, penanggulangan bencana dan kegiatan lainnya, serta membutuhkan jam operasional radar sebanyak 18 jam per hari secara bergantian," katanya.

TNI AL

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono mengatakan, TNI AL akan mengutamakan penggunaan Alutsista produk dalam negeri. Dia juga menyatakan, pembangunan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force) sejalan dengan konsep Tri Matra Terpadu serta dalam pemenuhannya melibatkan industri pertahanan dalam negeri.

"Untuk mencapai sasaran Program Pertahanan 2010 menuju Sistem Pertahanan Negara yang Pro Kesejahteraan akan lebih mengoptimalkan perhatian terhadap perumusan dan implementasi berbagai kebijakan pertahanan negara, mengintensifkan peran industri pertahanan, memantapkan solidaritas kerja sama Dephan dan TNI, mengembangkan pola pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar," katanya.

KSAL juga mengemukakan, pihaknya akan mengoptimalkan penggunaan radar intai maritim hibah dari Pemerintah Amerika Serikat, untuk memaksimalkan pengamanan wilayah laut nasional.

"Bahkan kami mengimbau agar penggunaan radar hibah dari pemerintah AS itu dapat pula dimanfaatkan oleh instansi lain yang terkait dengan pengelolaan dan pengamanan wilayah laut," katanya, usai membuka Rapat Pimpinan TNI Angkatan Laut 2010 di Jakarta, rabu.

Pemerintah AS telah memberikan hibah sejumlah radar intai yang terintegrasi dalam sistem pengintaian maritim terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS), yakni di sepanjang wilayah RI di Selat Malaka (ALKI I) dan di Selat Makassar (ALKI II).


Integrated Maritime Surveillance System (IMSS)

Untuk di wilayah RI di sepanjang Selat Malaka, Pemerintah AS menghibahkan delapan radar dan kini telah terintegrasi dengan empat radar RI dan telah beroperasi dengan baik sedangkan di Selat Makassar, AS menghibahkan delapan radar, kata Agus.

"Dari delapan yang akan dibangun di Selat Makassar, kini telah terbangun empat unit," ungkapnya, menambahkan.

Kasal mengemukakan, sistem IMSS memiliki kemampuan sangat besar, sehingga tidak dapat digunakan oleh instansi lain yang berkaitan dengan keamanan laut, misalnuya Dirjen Perhubungan Laut yang dapat memanfaatkan radar itu untuk mendukung keselamatan pelayaran.

TNI AD

Sedangkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) George Toisutta mengatakan bahwa TNI AD menetapkan prioritas kebijakan pada pembinaan kemampuan intelijen, tempur, Binter, dan kemampuan dukungan.

Peningkatan kemampuan tempur, menurut KSAD, ditujukan untuk mewujudkan kemampuan pemukul strategis guna menghancurkan ancaman strategis pada dua daerah trouble spot secara bersamaan dan membantu pertahanan wilayah.

Sedangkan kemampuan Binter ditujukan untuk mewujudkan kemampuan prajurit, baik perorangan maupun satuan. "Dan kemampuan dukungan meliputi kemampuan diplomasi militer, penguasaan teknologi industri militer, kemampuan manajemen, kemampuan Komando Kendali Komunikasi Komputerisasi dan Informasi, kemampuan bantuan operasi kemanusiaan dan penanggulangan akibat bencana alam, kemampuan melaksanakan bantuan kepada Pemda dan Polri, serta kemampuan mewujudkan perdamaian dunia," katanya.

Sumber : JURNAS

No comments: