Anggaran Pembelian Alutsista Baru 647 Juta Dollar
YOGYAKARTA - Pemerintah mengganggarkan dana Rp.6,4 triliun atau sekitar 647 juta US-Dollar dari total anggaran Kementerian Pertahanan pada 2010 sebesar Rp.42 triliun guna pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) baru.
"Kondisi alutsista milik Indonesia sudah ada dalam perkiraan RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional) lima tahunan yaitu 2009-2014 dan untuk pembelian alutsista baru sudah dianggarkan dana sebesar Rp6,4 triliun," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro seusai menghadiri wisuda di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Sabtu (23/1).
Menurutnya, anggaran untuk pembelian alutsista tersebut akan terus meningkat bahkan hingga Rp20 triliun dan informasi tersebut akan diumumkan secara terbuka kepada masyarakat. Salah satunya dapat diakses melalui situs milik Departemen Keuangan.
Anggaran untuk Kementerian Pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010 adalah kedua terbesar setelah anggaran untuk Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp.55 triliun.
Namun, anggaran yang tergolong cukup besar tersebut, 50% sampai 60% digunakan untuk belanja pegawai karena di dalamnya mencakup anggaran untuk menggaji pegawai di antaranya adalah di Kementerian Pertahanan dan Markar Besar TNI.
"Selain itu, anggaran juga masih digunakan untuk belanja barang dan juga perawatan sehingga dana tersebut juga masih belum cukup untuk membangun sistem pertahanan bagi negara sebesar Indonesia," katanya.
Ia menegaskan, pembelian alutsista baru tersebut bukan diartikan bahwa Indonesia adalah negara yang suka berperang, tetapi alutsista tersebut digunakan untuk keperluan menjaga harga diri bangsa Indonesia.
"Jika tidak memiliki alutsista yang memadai, maka Indonesia bisa ditertawakan negara lain. Pada dasarnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi dalam cinta damai, tetap harus selalu siap perang," katanya.
Selain itu, pembangunan kekuatan militer tersebut juga digunakan untuk keperluan non militer, misalnya digunakan dalam cepat tanggap darurat bencana. "Hercules digunakan untuk mengangkut prajurit TNI. Pada saat ada bencana, prajurit TNI pasti berada di barisan terdepat," katanya.
Sumber : DEPHAN
No comments:
Post a Comment