Thursday, November 12, 2009

Malaysia Minati Panser Buatan Indonesia



PUTRA JAYA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pemerintah Malaysia tertarik membeli lagi panser buatan PT Pindad Indonesia setelah sebelumnya membeli sekitar 30 unit, namun rencana ini terhambat kapasitas produksi Pindad.

"Semalam ada pertanyaan, apa memang ada pembatasan dari pihak kita. Saya pikir tidak ada pembatasan, yang ada mungkin keterbatasan produksi kita. Lha kita kan juga sedang pesan 150 panser. Malaysia sudah impor dan mau tambah lagi," kata Purnomo saat kunjungan kenegaraan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Malaysia, Kamis (12/11).

Menurut dia, kapasitas produksi PT Pindad masih terbatas dan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan TNI sehingga apabila ada permintaan dari negara lain, hal itu sulit untuk dikerjakan.

"Jadi ini yang perlu diatur. Satu-satunya jalan ya kapasitas produksi yang diperluas. Tapi kan sekarang industri pertahanan kita mati hidup, mati hidup. Saya dengar masalah utama pendanaan dan tidak adanya kontrak jangka panjang. Maka itu yang akan dibenahi. Ini juga yang jadi program unggulan," katanya.

Purnomo melanjutkan, Pindad juga sedang mengembangkan produksi Senapan Serbu (SS)-2 setelah sukses dengan SS-1, begitu pula dengan produksi granat, mortir serta kebutuhan tempur prajurit.

Mengenai program prioritas Departemen Pertahanan, Purnomo mengatakan akan menyiapkan satu kekuatan TNI yang khusus bertugas untuk penangangan bencana alam.

"Dulu kita ada divisi 1 di Cilodong dan divisi 2 di Singosari. Dulu itu pasukan reaksi cepat buat perang dan sekarang buat bencana. Artinya maka buat itu batalyon zeni dan kesehatan harus kuat dan ditujukan untuk tujuan damai," katanya.

Untuk urusan ini, Dephan sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar memadukan program ini bersama pihak TNI.

Sepakat Tak Saling Serang

Patroli laut tentara Indonesia dan Malaysia sepakat untuk tidak saling menyerang jika keduanya menemui kapal patroli mereka yang melewati batas wilayah laut seperti yang beberapa kali terjadi di perairan Ambalat.

"Yang penting kita hormati aturan main. Artinya jangan menembak duluan, kalau itu terjadi bisa pecah kekerasan," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro di Putra Jaya Malaysia.

Menurut Purnomo, kesepakatan itu muncul setelah dia bertemu dengan Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi Rabu kemarin.

Purnomo mengatakan, sering kali kasus pelanggaran perbatasan laut terjadi karena hal-hal yang tidak subtansial dan tidak disengaja, sehingga perlu dicegah agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.

"Kalau di laut itu kan susah, mungkin mereka lupa," katanya.

Selain soal perbatasan, Indonesia dan Malaysia juga sepakat meningkatkan kerjasama patroli laut dengan Singapura, terutama di Selat Malaka.

"Intensitasnya akan kami tingkatkan, begitu juga jumlah pasukannya," kata Purnomo.

Sumber : ANTARA

No comments: