ITS Pamerkan Teknologi Militer Buatan Anak Negeri
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menggelar pameran teknologi militer "Indonesian Military Teknologi" (IMTE) buatan anak negeri, di Surabaya, Rabu (4/11).
Ketua pelaksana IMTE Bandung Arry Sanjoyo,M.IKomp,mengatakan, pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini bertujuan untuk bisa mendidik siswa lebih peka terhadap tantangan masalah yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam persenjataan.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada "lampu hijau" dari Departemen Pertahanan (Dephan) untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Sementara itu, dari puluhan teknologi yang dipamerkan, pesawat pengintai mini bernama "Quad Rotor" hasil karya Balitbang Dephan, paling diminati penonton.
Disamping Quad Rotor, ditampilkan juga teknologi pengendali rudal (missile-guide) yang dibuat oleh Subchan,Ph.D, dosen FMIPA ITS, yang tidak kalah menarik. Pengendali rudal yang dibuatnya mampu melakukan penyerangan target diam (statis) tanpa terdeteksi oleh radar berkat electronic counter measure (ECM).
UAV mini Quad Rotor
Sementara dari Balitbang Dephan menampilkan Quad Rotor yang mampu memantau obyek yang ada dibawahnya karena dipasangi kamera. Alat ini dikendalikan melalui remote control, atau sistem navigasi lewat komputer jika dalam aplikasi sebenarnya.
Pesawat nir awak (UAV) mini buatan Dian Hakim tersebut, mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
"Selain tidak terdekteksi, pesawat ini juga bisa diaplikasikan disemua medan. Jadi jika kita ingin mengintai musuh di laut, kita bisa mengetahui lokasi musuh dengan cara menerbangkan `Quad Rotor` ini," katanya menjelaskan. Gambaran lokasi musuh tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.
”UAV ini bisa digunakan untuk berbagai kepentingan baik untuk keperluan militer seperti pengintaian, membawa peledak, maupun untuk kepentingan sipil,” papar Kol CBA Ir Didiet Sudiro MM, Kabid Perencanaan IPTEK Pertahanan Balitbang Dephan yang juga alumni ITS.
Quad rotor tersebut dilengkapi dengan modem untuk mengatur take off dan saat landing, serta GPS untuk memantau lokasi dan navigasi. ”Alat ini mampu terbang sejauh lima kilo meter dan kembali ke posisi awal, dengan rata-rata terbang selama satu jam karena keterbatasan daya baterai,” papar Didiet.
Partisipan & Desain Kapal Perang
Selain diikuti oleh kalangan akademisi ITS, pameran yang berlangsung dua hari ini juga diikuti oleh kalangan Industri seperti PT LEN Industry dan PT Dahana. Tak lupa, kalangan militer pun ambil bagian, yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan laut (STTAL), marinir, dan Balitbang Departemen Pertahanan TNI.
”Tujuan dari pameran ini adalah sebagai sarana untuk mengenalkan permasalahan TNI kepada mahasiswa, dan mencarikan solusinya dengan riset-riset yang dilakukan,” jelas Drs Bandung Arry Sanjoyo MIKomp selaku ketua panitia.
”ITS mempunyai beberapa karya dalam bidang militer hasil penelitian dosen-dosen ITS, seperti desain kapal selam, pesawat nir awak, dan yang lainnya. Harapannya ada tindak lanjut untuk kerjasama antara perguruan tinggi dalam hal ini ITS dan TNI,” jelas Bandung.
Dalam pameran ini, Teknik Sistem Perkapalan ITS menampilkan beberapa hasil desain kapal militer. ”Dua dari enam desain kapal ini sedang dalam proses lelang untuk diproduksi, yaitu jenis hovercraft,” jelas Ir H Agoes Santoso MSc Mphil Ceng. Dua hovercraft tersebut berfungsi untuk mengangkut personel TNI dan pengangkut artileri.
Diantara beberapa desain yang ditampilkan ada tank amphibi, landing ship medium untuk operasi di daerah pedalaman yang dilengkapi helipad, dan kapal cepat. Selain dari Teknik Sistem Perkapalan ada juga stan dari Teknik Geomatika, dan Teknik Material dan Metalurgi ITS.
Sumber : ANTARA, ITS SURABAYA
No comments:
Post a Comment