Monday, September 07, 2009

Pengadaan Alutsista Strategis Ditunda Hingga 2011

JAKARTA - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan, pengadaan alutsista strategis seperti kapal selam baru mulai diadakan pada 2011.

"Hal itu sesuai pesan presiden kepada Menhan bahwa fokus kabinet baru 2009-2011 adalah mengatasi kemiskinan dan pembangunan infrastruktur. Semua pengadaan alutsista strategis yang mahal, baru akan teken kontrak mulai 2011," katanya, kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (6/9).

Ia menegaskan, dalam pengembangan kemampuan pertahanan negara baru akan difokuskan pada pengadaan alutsista angkut, seperti kapal angkut dan pesawat angkut, belum pada alutsista yang bersifat strategis tempur seperti kapal selam dan pesawat tempur.

Untuk mengimbangi kekuatan tempur negara lain, Indonesia memfokuskan diri untuk melakukan kesetaraan teknologi (upgrade) pada alutsista strategis yang dimilikinya, lanjut Juwono.

"Kesetaraan teknologi militer dengan negara tetangga tetap dipertahankan meski dalam jumlah masih belum memadai. Disamping itu ketrampilan dan mutu prajurit, pelaut dan penerbang kita tetap unggul sehingga menjadi faktor penggetar yg diperhitungkan," katanya.

Pada 2010, pemerintah telah mengalokasikan kenaikan anggaran pertahanan hingga Rp.40,7 triliun. Namun, kenaikan itu masih difokuskan untuk peningkatan kesiapan operasional alutsista yang ada dan melanjutkan rencana pengadaan alutsista sebelumnya.

Pada 2011 Indonesia berencana menambah dua kapal selam untuk TNI-AL dan kini masih dibahas di Dephan, saat ini Dephan telah mengantongi dua negara yang bakal menjadi negara produsen yakni Korea Selatan dan Rusia.

Pengadaan dua kapal selam baru tersebut, sebenarnya masuk dalam alokasi Kredit Ekspor 2004-2009. Namun, keterbatasan anggaran yang disediakan mengakibatkan pengadaannya tertunda hingga kini. "Kami upayakan dapat segera teken kontrak pada 2011," ujar Menteri Pertahanan Juwono.

Sumber : ANTARA

No comments: