Noordin M Top Dipastikan Tewas!!
JAKARTA - Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan salah satu dari empat korban yang tewas dalam penggerebekan oleh Tim Densus 88 di Jebres, Solo, Jawa Tengah, adalah Noordin M Top.
Hal itu dikemukakan Kapolri setelah menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Kamis (17/9). Sore hari ini dalam konfrensi pers, saat ditanya wartawan apakah itu benar Noordin, Kapolri hanya menjawab, "Iya, ya." Kapolri menjawab sambil mengacungkan jempol dan tersenyum.
Mengenai kepastian identifikasi DNA atau sidik jari, Kapolri hanya menyatakan akan memberikan penjelasan di Mabes Polri. Kedatangan Kapolri ke Istana di luar jadwal, tetapi itu biasa dilakukannya tiap kali berlangsung operasi terorisme. Hal yang sama terjadi setelah densus 88 melakukan operasi penggerebekan di Jatiasih, Bekasi, dan Temanggung, Jawa Tengah.
"Korban kelima dalam penggebrekan tersebut dipastikan Noordin M Top dengan empat belas titik kesamaan sidik jari kiri dan kanan yang dapat dipertanggungjawabkan," ujar Kapolri. Ucapan itu langsung disambut tepuk tangan oleh yang hadir di ruangan itu.
Menurut Kapolri, kepastian bahwa korban tersebut adalah Noordin M Top didapat setelah pihak Pusdokkes Polri melakukan investigasi dan konfirmasi dengan pihak kepolisian Malaysia. "Sidik jari yang didapat sama persis dengan yang dimiliki kepolisian Malaysia dan sesuai dengan daftar pencarian orang yang dimiliki selama sembilan tahun belakangan ini," ujar Kapolri.
Menurut Kapolri, hal tersebut dapat terjadi atas kebesaran Allah dan berkat kerja keras Satgasus Densus 88 di lapangan. Kapolri juga menjelaskan bahwa proses penangkapan Noordin dimulai dari penangkapan Rahmat Puji Prabowo alias Bejo dan Supano alias Kedu. Keduanya memberi petunjuk bahwa gembong teroris, Noordin M Top, terdapat di sebuah rumah di kampung Kahuripan, di rumah milik Susilo alis Adip.
Selain Noordin M. Top, polisi juga berhasil menewaskan beberapa gembong teroris di rumah milik Susilo tersebut akibat baku tembak karena pihak teroris memberikan perlawanan. Mereka adalah Bagus Budi Pranoto, pelaku pengeboman Kedubes Australia 2003 silam yang kembali bermain, dan Hadi Susilo, murid langsung dokter Azhari, dan Aryo Sudarso alias Aji.
Sumber : MEDIAINDONESIA.COM
No comments:
Post a Comment