Thursday, June 11, 2009

Malaysia Tawarkan Maintenance Persenjataan TNI



JAKARTA - RI dan Malaysia sepakat memantapkan kerja sama industri pertahanan yang telah disepakati kedua kepala negara pada Maret 2009. Departemen Pertahanan (Dephan) kedua negara akan membuat kelompok kerja yang bekerja lintas departemen.

"Agar pembahasan lebih sistematis," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono usai menerima Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jenderal Abdul Azis Zainal di kantor Dephan, Jakarta, Rabu (10/6).

Dia menjelaskan, kelompok kerja Indonesia dipimpin Sekretaris Jenderal Dephan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin. Kelompok terdiri dari unsur Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Departemen Perindustrian dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

"Kelompok akan mengkaji apa-apa saja yang akan dikerjasamakan," kata Juwono. Dalam pertemuan itu, katanya, Malaysia menawarkan diri agar industri pertahanannya diikutsertakan dalam tender perawatan dan pemeliharaan senjata TNI.

Namun, tawaran tersebut masih dipertimbangkan. Juwono mengatakan, Indonesia masih mengedepankan bengkel-bengkel pemeliharaan yang dimilikinya. "Kepentingan industri pertahanan dalam negeri tetap prioritas," katanya.

Selain dengan Malaysia, Juwono menjelaskan, kerja sama serupa tengah disiapkan dengan Korea Selatan, Rep Cheko, dan Rusia. Pengamat Militer Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, BUMN strategis pertahanan baru dimanfaatkan sekitar lima persen oleh TNI.
Pemerintah, katanya, wajib menggunakan produk dalam negeri jika senjata yang dibutuhkan sudah bisa dihasilkan sendiri. Industri dalam negeri juga harus dilibatkan alih tekonologi dalam setiap pengadaan senjata teknologi tinggi seperti pesawat tempur dan kapal selam.

"Untuk mengejar ketinggalan," kata Jaleswari. Dia masih menyesalkan banyaknya bahan baku impor yang dipakai industri dalam negeri. Lebih dari 80 persen berasal di luar negeri. Kualitas dan sering terlambatnya pengiriman pesanan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Sumber : JURNAS

No comments: