Tuesday, May 19, 2009

Qatar Tertarik Membeli Sejumlah CN-235 dari Indonesia



JAKARTA - Emir Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani tertarik untuk membeli pesawat CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Sheikh Hamad saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (19/5), sebagai salah satu topik pembicaraan dalam pertemuan bilateral di sela-sela kunjungan Emir Qatar itu.

"Tadi saat Presiden bicara dengan Emir tentang CN-235, Emir langsung bilang mau beli dan instruksikan asistennya untuk hubungi Menteri BUMN atau perusahaan sehingga bisa segera order atas pesawat tersebut," kata Juru Bicara Kepresidenan bidang luar negeri Dino Patti Djalal kepada pers usai pertemuan kedua pemimpin itu.

Meski demikian belum dibicarakan jumlah pesawat yang akan dibeli karena, menurut Dino, hal itu akan dibicarakan lebih lanjut antara pihak Qatar dengan departemen terkait dan PT Dirgantara.

"Jumlah pesawat tidak disebutkan hanya akan beli, Emir memang sedang mencari pesawat kapasitas 12 hingga 35 penumpang," katanya.


CN-235 buatan PTDI

Sementara itu, utusan khusus Presiden soal Timur Tengah Alwi Shihab usai mendampingi Presiden Yudhoyono dalam pertemuan itu mengatakan pembelian pesawat akan dilanjutkan dengan pembicaraan teknis.

"Sudah disampaikan mereka tentu saja kan mau melanjutkan dengan pembicaraan teknis dengan Menneg BUMN, artinya ada interest," kata Alwi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa pagi menerima kunjungan kehormatan Amir Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani di Istana Merdeka Jakarta.

Presiden yang didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono menerima kedatangan Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani beserta istri, Sheikha Mozah Bint Nasser Al Missned di Istana Merdeka pukul 10.00 WIB.

Hibah Mirage F-1

Menyinggung mengenai tawaran hibah (cuma-cuma) pesawat tempur Mirage F-1 bekas dari Qatar Emiri Airforce yang ditolak, pemerintahan mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas tawaran ini. Namun kembali disampaikan bahwa TNI mempunyai keterbatasan anggaran, terutama untuk maintenance pesawat tempur yang belum di miliki TNI AU.

Hal ini juga pernah disampaikan Menhan Juwono Sudarsono kenapa tawaran tersebut ditolak karena minimnya anggaran yang tersedia untuk perawatan. "Hibahnya sih oke, tapi pemeliharaannya itu mahal," kata Juwono di kantornya, di Jakarta, Maret 2009 lalu.

Sumber : ANTARA

No comments: