Thursday, February 19, 2009

Penggantian Bronco & Hawk MK-53 di Tunda


KSAU saat raker dengan Komisi I DPR di Jakarta (18/2)

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, penggantian dua pesawat tempur TNI Angkatan Udara (AU) masing-masing OV-10 Bronco dan Hawk MK-53 mengalami penundaan karena terbatasnya anggaran.

"Kami sudah mengajukan penggantian dua pesawat tersebut, bahkan penjajakan ke beberapa negara produsen juga telah dilakukan. Tetapi anggarannya sudah dipatok sekian, gak boleh nambah lagi," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Rabu (18/2).

Ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Kasau mengatakan, semula penggantian dua pesawat tempur itu akan dialokasi dengan fasilitas Kredit Ekspor (KE) 2004-2009.

Namun, karena keterbatasan anggaran maka pengadaan dua pesawat tempur itu akan dilakukan dalam skema KE 2010-2014, ujar Subandrio.

Kasau mengatakan, untuk pengganti OV-10 Mabes TNI AU telah menetapkan Super Tucano dari Brazil dan kini tengah digodok di Dephan.

Sedangkan untuk Hawk MK-53 Mabes TNI AU hingga kini masih merahasiakannya dan terus menggodok berbagai jenis pesawat yang menjadi kandidat pengganti pesawat buatan Inggris itu.

Hingga kini Mabes TNI AU mengantongi pesawat dari Italia, dari Cina, dan L-159B dari Ceko untuk pengganti Hawk MK-53.

Proyek Pengadaan Dilanjutkan

Terkait percepatan penyerapan sisa anggaran KE 2004-2009 senilai 1,2 miliar dolar AS, Kasau mengatakan, TNI AU tetap akan melanjutkan sejumlah pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) seperti PSU (Penangkis Serangan Udara), tiga pengadaan Sukhoi SU-27SKM, persenjataan tujuh Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU, peremajaan sembilan unit C-130 Hercules, dan penyelesaian tujuh helikopter Super Puma dari PT Dirgantara Indonesia (DI) dan mitranya dari Perancis.

"Dana yang tersedia, tersebut akan kita gunakan untuk melanjutkan pengadaan sejumlah alutsista yang telah berjalan. Kita gak bisa nambah, karena dananya adanya hanya segitu," katanya. Untuk 9 unit C-130 Hercules tipe B, TNI AU telah melakukan peremajaan terhadap empat unit pesawat angkut berat ini ke Singapore dan selesai pada 2010.



Terkait helikopter Super Puma. Dari 16 unit yang dipesan TNI AU, PTDI baru menyelesaikan tujuh unit dan tiga unit dalam proses penyelesaian. Enam unit lainnya, rencananya akan dimodifikasi menjadi Super Puma II atau "Cougar", yang merupakan kerja sama antara PT DI dengan Eurocopter Perancis.

Sumber : ANTARA

No comments: