Wednesday, January 21, 2009

Dephan Terus Tingkatkan Revitalisasi Sistem Pengadaan Alutsista

JAKARTA - Sejak tahun 2005 hingga sekarang Departemen Pertahanan melalui Dealing Center Manajemen (DCM) terus meningkatkan proses revitalisasi sistem atau mekanisme untuk mendukung akuntabilitas dan transparasi dalam hal pengadaan alutsista.

Demikian dikatakan Sekjen Dephan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin ketika ditemui wartawan Selasa, (20/1) usai memimpin rapat Evaluasi Pengadaan Alutsista di Kantor Dephan, Jakarta.

Lebih lanjut Sekjen menjelaskan proses revitalisasi mekanisme pengadaan alutsista yang tengah dilakukan Dephan, salah satunya dapat diwujudkan melalui proses pemilihan yang ketat produsen-produsen penghasil barang dan jasa yang memiliki kapabilitas dan kemampuan dalam segala hal.

“Nanti kita cocokan apakah kebutuhan, peraturan, kebijakan maupun kebutuhan teknis kita, bisa tidak dipenuhi oleh salah satu dari mereka,”ungkap Sekjen,

Menurut Sekjen, proses pemilihan produsen pengadaan barang dan jasa ini juga tidak terlepas dari Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) yang terdiri dari pihak Dephan sebagai porosnya dan bekerjasama dengan Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Setelah melakukan penyeleksian terhadap Produsen, Tim Evaluasi Pengadaan ini melakukan proses penyimpulan dan yang nantinya kesimpulan ini digunakan untuk bahan referensi pengambilan keputusan yang wewenangnya terdapat di pimpinan.

“Ini semua lewat proses TEP yang merupakan filter untuk mengambil kesimpulan sebagai referensi untuk mengambil keputusan yang dilakukan oleh Menhan, Inilah proses akuntabilitas dan transparan yang kita lakukan,”jelas Sekjen.

Retrofit C-130 Hercules

Sekjen menambahkan saat ini TEP tengah berencana untuk pengadaan perbaikan Engine propeller, APU/GTC dan pengadaan Komponen Kritis C-130 untuk TNI AU. Anggaran dari seluruh pengadaan tersebut rencananya akan menggunakan fasilitas Kredit Ekspor tahun 2006.



“Kali ini TEP sedang melakukan proses pemenuhan pengadaan mesin Hercules dan suku cadangnya (spare part) dengan memakai fasilitas Kredit Ekspor tahun 2006 sebesar 7,2 juta US Dolar,” tutur Sekjen.

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Andreas Parera yang turut hadir dalam rapat tersebut memberikan apresiasi terhadap penjelasan mengenai perubahan pola mekanisme pengadaan barang dan jasa untuk Alutsista yang dilakukan oleh pihak Dephan.

Anggota Komisi I DPR ini menilai selama, Dephan telah melakukan langkah-langkah yang positif untuk merubah mekanisme pengadaan tersebut kearah yang lebih akuntabel dan transparan, terutama untuk menjaga kualitas barang-barang alutsista yang akan di beli.

“Paling tidak ini merupakan suatu perbaikan terhadap hal-hal sebelumnya, disamping itu kualitas barang-barang harus betul-betul dijaga dan kesiapan dari Supplier itu di dalam menyediakan barang itu sendiri harus diperhatikan,”

Rapat evaluasi pengadaan yang dipimpin oleh Sekjen Dephan kali ini adalah pemaparan dari 3 perusahan asing penyedia barang dan jasa alutsista khususnya jasa perbaikan Engine propeller, APU/GTC dan pengadaan Komponen Kritis C-130 untuk TNI AU. Perusahaan-perusahaan yang telah melewati proses seleksi itu adalah perusahaan Airod Malaysia, Standard Aero Canada, dan Roll Royce USA.

Sumber : DMC

No comments: