Penambahan Penerbang Sukhoi Segera Dilakukan
Makassar - Penambahan penerbang jet tempur Sukhoi akan segera dilakukan, menyusul kedatangan tiga pesawat tempur Su-30MK2 pada Desember 2008 dan Januari 2009 serta tiga Su-27SKM hingga 2010.
Komandan Skadron Udara 11 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin ,Letkol Pnb, Widyargo Ikoputro, kepada ANTARA di Makassar, Minggu (28/12), mengatakan idealnya jumlah penerbang adalah satu setengah kali jumlah pesawat.
"Karena itu, mulai 2009 kami sudah melakukan penjajakan terhadap beberapa penerbang tempur TNI AU, seperti pilot F-5E Tiger dan F-16A/B Fighting Falcon, minimal pada mereka yang telah memiliki 200 jam terbang," tuturnya.
Ikoputro menambahkan, sebelumnya pihaknya telah mengajukan delapan calon penerbang baru Sukhoi dan telah menjalani pendidikan selama 3,5 bulan di Rusia.
Bahkan pada Oktober 2008, empat penerbang Sukhoi juga telah menjalani simulasi Sukhoi di China guna memantapkan kemampuan pilot Sukhoi yang sudah ada guna mengawaki enam pesawat Sukhoi baru yang akan tiba secara bertahap mulai Jumat (26/12) hingga 2010 melengkapi empat unit Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU.
Sementara itu, Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Kolonel Pnb Arif Mustofa mengatakan, untuk menyiapkan penerbang agar sesuai dengan kebutuhan operasi ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar sesuai dengan anggaran yang terbatas.
"Cara pertama, mengirimkan sejumlah penerbang untuk belajar simulator Sukhoi di luar, agar biayanya lebih murah karena kalau kita membeli simulator biayanya lebih mahal," tuturnya.
Dengan belajar menggunakan simulator, maka kemampuan penerbang akan dapat terus ditingkatkan, tambahnya.
Kedua, dengan mengirimkan beberapa pilot untuk mengasah kemampuan terbang dan memenuhi jam terbang di mancanegara, sehingga ketika tiba di Tanah Air sudah dapat melaksanakan tugasnya sesuai kebutuhan operasi atau siap melaksanakan operasi.
"Kesiapan operasi penerbang di sini, tidak perlu dipenuhi lagi dengan setiap hari latihan karena sudah dipenuhi di luar negeri. Cukup, empat sampai lima jam selama satu bulan," kata Arif, yang sempat mengikuti simulator Sukhoi di China beberapa waktu lalu.
Selain mengirim para penerbang belajar ke luar negeri, perlu ada modifikasi latihan berdasarkan skala prioritas, imbuhnya. (*)
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment