Kontrak Pengadaan Korvet Diminta Jangan Mundur
Maket kapal Perusak Kawal Rudal 105m buatan PAL.
TNI AL mengharapkan kontrak pembuatan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), sebagai cikal bakal korvet nasional buatan PT PAL, dan pengadaan kapal selam terbaru dapat selesai akhir 2009. Alasannya, pengadaan senjata strategis itu masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) pembangunan TNI AL 2004-2009.
"Kalau sampai terlambat dapat mengganggu perencanaan pembangunan lima tahun selanjutnya," kata Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno saat meninjau kedatangan KRI Sultan Iskandar Muda/367 di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (1/12).
Meski ada pengaruh krisis keuangan yang melanda dunia, Tedjo tetap optimistis target tersebut dapat terealisasi. "Asalkan memiliki tekad bersama pasti bisa," katanya. Saat ini matra laut telah memulai proses pembahasan teknis spesifikasi senjata-senjata tersebut.
Diperkirakan kajian kelar akhir tahun 2009 ini, untuk kemudian diserahkan ke Markas Besar TNI dan Departemen Pertahanan. Tedjo mengungkapkan, TNI AL sadar penuh anggaran pertahanan ideal tidak akan dicapai dalam waktu dekat. Pihaknya hanya meminta pembangunan kekuatan minimal untuk mengamankan perairan Indonesia yang sedemikian luas.
Dana yang terbatas, disiasati dengan data intelijen yang kuat dan akurat. "Penggunaan anggaran disesuaikan dengan penentuan prioritas," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1975 itu.
Dia berharap, kedatangan korvet jenis SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) ketiga, KRI Iskandar Muda/367, makin meningkatkan efek penangkalan terhadap potensi ancaman regional. Korvet ke-4, KRI Frans Kaisiepo/368 dijadwalkan tiba ditanah air April 2009.
"Sigma akan jadi andalan kapal pemukul," kata Tedjo. Persenjataan kapal ini memang terbilang yahud, antara lain meriam super rapid 76 mm, rudal antikapal Exocet MM-40, rudal antipesawat udara Mistral Simbad-Tetral, dan torpedo anti kapal selam A-244S. Sistem radar MW 08 yang dimiliki juga sudah terintegrasi dengan sistem senjata.
Hanya saja, kata Tedjo, baru amunisi meriam yang dimiliki. Amunisi lainnya masih dalam proses pemesanan. "Mudah-mudahan bisa datang akhir 2009 ini," katanya.
Sumber : JURNAS
No comments:
Post a Comment