AS Bantu Pelatihan Pengelolaan Anggaran Dephan
DEPARTEMEN Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar TNI berusaha memperbaiki perencanaan dan pengelolaan anggaran pertahanan. Bekerja sama dengan Amerika Serikat, pemerintah melakukan kajian dan evaluasi terhadap proses pengelolaan sumber daya pertahanan di Dephan dan TNI dengan menggunakan teknik-teknik manajemen modern.
"Anggaran yang kecil harus bisa dioptimalkan," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono saat membuka program bimbingan teknis Indonesia-AS di Jakarta, Senin (15/12).
Juwono menjelaskan, dalam dua tahun ini, sejumlah perwira menengah di seluruh unit organisasi pertahanan negara mendapat asistensi teknis dari pemerintah AS. Menurutnya, sebagai negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia, AS telah terbukti mampu menggunakannya secara tepat dan bermanfaat.
Dia menjelaskan, prioritas pembangunan satu dekade ke depan masih diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, pembangunan sektor pertahanan belum akan memperoleh dukungan anggaran yang signifikan.
Menhan mengatakan meski departemennya mendapat Rp35 triliun, porsi ketiga terbesar dalam APBN 2009. Dana tersebut masih jauh dari anggaran pertahanan yang diajukan, yaitu Rp115 triliun.
Artinya, dana yang ada hanya dapat mendukung 36 persen kebutuhan minimal. "Sehingga sistem pertahanan yang efektif, efisien, dan akuntabel tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Juwono.
Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan Laksda Gunadi menambahkan, pelatihan tersebut bertujuan menambah kemampuan perwira TNI mengelola anggaran dengan memanfaatkan teknologi.
Namun, Dephan dan TNI tidak mentah-mentah mengaplikasikan teknik yang diberikan AS. Pembelajaran yang diperoleh, kata dia, tetap dielaborasi dengan sistem perencanaan yang dimiliki saat ini.
Sumber : JURNAS
No comments:
Post a Comment