Tuesday, September 16, 2008

Indonesia Fokuskan Kesetaraan Teknologi Pertahanan

Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, Indonesia akan memfokuskan diri pada peningkatan kesetaraan teknologi pertahanan dibandingkan menambahkan jumlah alat utama sistem senjata (alutsista) menyusul turunnya anggaran pertahanan pada Tahun Anggaran (TA) 2009.

"Jadi, kita tidak akan fokus pada berapa pesawat tempur yang kita punya. Kita akan fokuskan pada peningkatan teknologi persenjataannya. Kalau Malaysia punya F-18 Hornet, maka kita saingi kecanggihannya dengan Sukhoi dan sebagainya," katanya, di Jakarta Selasa (16/9).

Ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar "Lingkungan Strategis 2008-2018 Implikasinya bagi Pertahanan Indonesia", Juwono menegaskan, bisa memahami langkah pemerintah yang lebih memprioritaskan pembangunan kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

Departemen Pertahanan dan Mabes TNI, katanya, tidak berkecil hati atas penurunan anggaran pertahanan dari Rp.36,39 triliun pada APBN 2008 menjadi Rp.35 triliun dalam RAPBN 2009 mengingat dua institusi itu telah terbiasa dihadapkan pada situasi dan kondisi minimum.

Oleh karena itu, Departemen Pertahanan dan Mabes TNI tidak akan melakukan revisi kecuali melanjutkan hingga masanya selesai secara efektif dan efisien.

Juwono menambahkan, jika pemerintah menambah jumlah alutsista maka hal itu sangat tergantung pada anggaran yang dimiliki sedangkan kondisinya saat ini sangat tidak dapat dimungkinkan.

Kalaupun Indonesia bisa membeli tambahan satu atau dua pesawat tempur, maka hal itu belum akan bisa menyaingi Jepang atau Korea Selatan. Yang bisa dilakukan adalah kerja sama, alih teknologi hingga persenjataan yang dimiliki Indonesia tidak tertinggal mesti jumlahnya lebih sedikit, demikian Juwono. (*)

Sumber : ANTARA

No comments: