Tuesday, September 23, 2008

Hasil Patroli Keamanan Laut Indonesia-Singapura

Periksa 459 Kapal Asing, 25 Diproses

BATAM (BP) - Patroli Terkoordinasi Indonesia-Singapura ke-65, tahun 2008 (Patkor Indosin-65/08) yang digelar sejak Juli 2008, resmi ditutup Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Guskamla Armabar), Laksamana Pertama Sugeng Darmawan.

Sejauh ini, Patroli bersama TNI AL, Dit Pol Air Polda Kepri dan Royal Singapura Marine itu, efektif menghilangkan aksi bajak laut di sepanjang Perairan Singapura.

Kepala Operasional Guskamla Armabar Kolonel Laut Estu Prabowo mengatakan, patroli pengamanan terhadap aksi pencurian ikan oleh kapal asing, hingga kasus-kasus penyelundupan kayu dan penyelundupan orang juga menjadi target dalam operasi Indosin ini.

”Semester I 2008, kita memeriksa sebanyak 459 kapal asing. Dari jumlah yang diperiksa itu, 20 hingga 25 kapal diantaranya terbukti melanggar dan diproses secara hukum. Rata-rata kapal yang melanggar berbendera Vietnam. Bobotnya antara 130 sampai 150 grosston (GT). Kebanyakan kapal ini berbendara Vietnam, dan Thailand,” ujar Kolonel Estu Prabowo.

Sementara, Komandan Guskamla Armabar mengatakan, Patkor Indosin tersebut digelar sejak tahun 1992. Sesuai kesepakatan, latihan dihelat empat kali dalam setahun. ”Yang sekarang ini patroli gabungan ketiga di 2008. Patroli dilakukan selama 3 bulan,” ujar Sugeng didampingi sejumlah perwira menengah TNI AL usai menutup rangkaian patroli bersama di Markas Komando Guskamla Armabar, Batam Centre. Senin (22/9).

TNI AL sendiri menurunkan armada-armada terbaiknya, seperti KRI Todak, KRI Siluman, KRI Welang dan KP Taka.


KRI Welang (808)

Sementara itu, Singapura menurunkan tiga armada, terdiri dasri satu kapal Police Coast Guard dan dua Royal Singapura Ship. Total personil yang terlibat dalam patroli gabungan ini sebanyak 500 orang.

Kerja sama Indonesia-Singapura tersebut, dianggap cukup ampuh menekan tindak kejahatan di laut, seperti pembajakan maupun perompakan kapal. Catatan TNI AL menunjukkan, situasi aman mulai terasa sejak tahun 2000 lalu. Menurut Sugeng, pengamanan bersama ini sangat membantu TNI AL. Apalagi jika melihat luas teritorial pengamanan laut Guskamla Armabar yang membentang mulai dari Pulau Sabang Nangroe Aceh Darussalam (NAD) hingga Cirebon, Jawa Barat.

Selain dengan angkatan laut Singapura, Guskamla Armabar juga menggelar patroli terkoordinasi dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (Patko Malindo), khusus mengamankan Selat Malaka. Sementara itu, untuk wilayah perbatasan dengan Samudera Hindia, Guskamla Armabar menggelar patroli bersama dengan Tentara Laut India.

Dari sekian banyak kerja sama pengamanan laut, patroli Indonesia-Singapura merupakan yang paling sering dan belangsung secara berkesinambungan. Sugeng menuturkan, Selat Singapura atau Selat Philip, merupakan yang terpadat di dunia saat ini.
Sekalipun kapal-kapal yang berlayar tidak mendapat ancaman kejahatan, namun patroli tetap digelar sebagai bentuk kesiagaan. “Kita mewaspadai ancaman pengrusakan alat-alat navigasi akibat tertabrak kapal dan sebagainya,” tukas Sugeng.
Selain pengrusakan navigasi, patroli juga mengawasi ancaman pencemaran laut, pencurian ikan, pengrusakan ekosistem di perairan Singapura, Batam maupun Natuna. (ros)

Sumber : BATAMPOS

No comments: