Thursday, September 18, 2008

RI-Australia Jajaki Pembangunan Industri Senjata



MENTERI Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Juwono Sudarsono menerima Menhan Australia Joel Fitzgibbon di kantor Departemen Pertahanan (Dephan), Jakarta, Kamis (18/9).

Pemerintah RI dan Australia sepakat meningkatkan hubungan industri militer dan pertahanan. Kerja sama diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pengadaan alat utama sistem senjata dari luar dapat dikurangi. Saat ini 70 persen pengadaan senjata Indonesia masih dari luar.

"Peta jalan kerja sama ini sedang digodok," kata Juwono. Sebagai tindak lanjut, pejabat eselon I Dephan, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Departemen Perindustrian akan ke Australia Oktober mendatang. Kunjungan untuk membicarakan apa saja yang diperlukan Indonesia dan apa yang bisa ditawarkan Negeri Kangguru itu.

"Prinsipnya alih teknologi, tapi kalau bisa malah produksi bersama," kata mantan duta besar Indonesia untuk Inggris itu. Dia berharap, BUMN industri pertahanan strategis seperti PT PAL, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, dan lainnya siap kerja sama dengan pelaku industri pertahanan Australia.

Menurut Juwono, keterbatasan anggaran yang dimiliki membuat kebutuhan senjata TNI belum dapat ditingkatkan kuantitasnya. Indonesia hanya bisa melakukan penyetaraan teknologi persenjataan yang sudah ada dengan teknologi yang sedang berkembang.

Harapannya, meski segi jumlah tidak bisa menyamai, namun Indonesia dapat mengejar sisi teknologinya negara lain seperti Australia, Malaysia dan Singapura. Untuk menyesuaikan persenjataan tingkat global yang terus berkembang, Indonesia akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain, seperti yang dilakukan dengan Australia.

Selain industri pertahanan, kedua belah pihak sepakat mengembangkan pendidikan, latihan dan tukar menukar perwira angkatan bersenjata kedua negara. "Tujuannya meningkatkan kemampuan perwira kedua negara untuk lebih paham tentang dunia dan perkembangan yang terjadi di Asia Pasifik," kata Juwono.

Fitzgibbon menambahkan, Australia akan terus melakukan dialog dengan mitranya yakni negara-negara kawasan Asia Pasifik untuk terus menjaga keamanan. Dialog menjadi agenda utama demi menjaga saling pengertian dan terjaganya stabilitas kawasan. Pasalnya, Asia Pasifik merupakan kawasan yang sangat penting bagi Australia.

"Keamanan di kawasan tersebut bukan lagi sekadar masalah regional melainkan telah menjadi isu global," katanya. Selama kunjungan ke Indonesia Fitzgibbon akan berbicara di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Australia akan mengirim perwiranya untuk ambil bagian dalam kursus reguler Lemhannas untuk pertama kalinya tahun depan.

Fitzgibbon kemudian akan berkunjung ke Timor Leste untuk bertemu dengan pejabat pemerintah dan anggota militer yang ditempatkan di sana.

Sumber : JURNAS

No comments: