Wednesday, August 20, 2008

Indonesia - Rusia Membahas Kerja Sama di Bidang Teknik Militer



Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertahanan bersama dengan pemerintah Rusia, Rabu (20/8) melaksanakan Sidang Komisi IV di Bidang Kerja Sama Teknik Militer di kantor Dephan, Jakarta. Sidang komisi ini merupakan pertemuan tahunan yang dilaksanakan secara bergantian sejak ditandatanganinya dokumen persetujuan pada tahun 2003.

Dalam Sidang komisi keempat kali ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin yang didampingi oleh Dirjen Ranahan Dephan Marsda TNI Eris Herryanto, MA. Delegasi Indonesia terdiri dari sejumlah pejabat dari Dephan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, Deplu, Depkeu dan perwakilan dari sejumlah perusahaan industri pertahanan nasional. Sementara itu, delegasi Rusia yang dipimpim oleh Vyacheslav K. Dzirklan terdiri dari sejumlah pejabat perwakilan dari Dephan dan Deplu Rusia, perwakilan dari perusahaan Shukoi dan pihak Rosoboron export.

Sidang komisi keempat ini membahas empat agenda antara lain mengenai state credit, pengadaan peralatan militer di luar state credit, prespektif perencanaan peralatan militer yang dapat diikuti oleh delegasi Indonesia tentang informasi dari delegasi Rusia dan terakhir mengenai perencanaan pembentukan working group dalam rangka transfer of technologi antara Indonesia dan Rusia.

Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dalam sambutannya mengatakan, dari hasil pertemuan yang dilaksanakan antara pemerintah Indonesia dengan Rusia pada tahun-tahun sebelumnya, telah memberikan manfaat terhadap kerja sama antara Indonesia dengan Rusia di bidang teknik militer.



Pada tahun 2006 kedua delegasi telah melakukan pertemuan kedua dan sekaligus telah ditandatangi MoU tentang bantuan dalam rangka pelaksanaan program kerja sama teknik militer. Dalam MoU tersebut sudah disusun rancangan tentang kebutuhan alutsista dan pendukungnya yang diperoleh dari Rusia dengan fasilitas state credit.

Sekjen menyampaikan, Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan proses penyelesaian administrasi pengadaan juga dipengaruhi oleh peraturan – peraturan dan kemampuan anggaran negara. Walaupun masih ada hal - hal teknis yang memerlukan kesepakatan bersama dalam kaitan pengadaan peralatan militer, Sekjen mengatakan fasilitas state credit dari Rusia diyakini akan memberikan manfaat dalam rangka mendukung kebutuhan peralatan militer Indonesia.

“Hal yang perlu menjadikan pedoman bagi kedua delegasi adalah pihak Dephan Indonesia tetap mengutamakan fasilitas state credit dari Rusia sebagai basis dalam pengadaan peralatan militer”, ungkap Sekjen.

Diakhir sambutannya Sekjen Dephan berharap kedua delegasi dapat secara bersama-sama untuk berdiskusi dan mendapatkan pemahaman didalam meneruskan kerja sama di bidang teknik militer. Sehingga, kerjasama yang dibangun akan memberikan manfaat yang besar dalam hubungan persahabatan antara Indonesia dengan Rusia.

Sementara itu, Ketua Delegasi Rusia Vyacheslav K. Dzirklan mengatakan, bahwa pemerintah Rusia sangat berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah Indonesia dalam segala bidang termasuk kerja sama dalam bidang teknik militer. Menurutnya, pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara rutin memungkinkan hubungan antara kedua negara di dalam segala konteks termasuk konteks politik itu lebih menjadi lebih baik.

Vyacheslav K. Dzirklan berharap, pada sidang komisi ke empat kali ini kedua delegasi dapat bekerja secara baik untuk menghasilkan sesuatu yang belum terselesaikan pada pertemuan – pertemuan sebelumnya, sehingga kerjasama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Rusia akan dapat terus berlanjut. (BDI/HDY)

No comments: