Tuesday, July 29, 2008

Universitas Pertahanan Indonesia didukung Australia



Jakarta - Pemerintah Australia mendukung pembangunan Universitas Pertahanan Indonesia yang akan diresmikan Februari 2009.

"Bentuk dukungan yang diberikan adalah bantuan teknis, dengan mengirimkan dosen secara bergantian selama tiga tahun," kata Dirjen Sarana Pertahanan (Strahan) Departemen Pertahanan Mayjen TNI Sjarifuddin Tippe menjawab ANTARA News di Jakarta, Senin.

Ditemui setelah membuka Dialog Strategis Pertahanan Indonesia-Australia (IADSD) keenam, ia mengatakan saat ini sudah ada beberapa negara yang komit membantu pembangunan Universitas Pertahanan Indonesia, seperti Jerman, Amerika Serikat, Jepang dan Singapura.

Sebagian besar negara-negara tersebut hanya memberikan bantuan sebatas bantuan teknis sedangkan kurikulum dari universitas tersebut tetap disusun oleh Indonesia.

"Yang paling penting, kami tidak pernah meminta negara-negara itu untuk membantu. Kami hanya memperkenalkan dan ternyata minat serta penghargaan mereka untuk terlibat dalam proses belajar mengajar di Universitas Pertahanan Indonesia," katanya.

Sjarifuddin mengatakan institusi pengajaran dan riset tingkat lanjut untuk isu-isu pertahanan tersebut bertujuan mengatasi kekurangan dan kelemahan pemenuhan kebutuhan para pemikir di bidang pertahanan.

"Padahal, Indonesia ini diketahui sebagai sebuah negara besar dengan jumlah tentara yang juga besar pula. Akan tetapi, kita masih belum punya strategi pemukul dan diplomasi pertahanan yang baik karena yang ada sekarang masih melempem," ujar Sjarifuddin.

Menurut dia, saat ini sudah terdapat 47 negara yang telah memiliki universitas yang khusus mempelajari studi-studi pertahanan.

Di tingkat ASEAN, Singapura telah mendirikan institusi serupa sejak 2005, sementara Malaysia sejak 2007. Bahkan Amerika Serikat, lanjut Syarifuddin, telah mengembangkan lima program studi khusus di National Defense University of United States of America.

Dia menambahkan, pada awalnya ide pendirian universitas itu dicetuskan Jenderal Djoko Santoso saat masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Saat ini, selain Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI dan Kursus Strategi Perang Semesta Sesko TNI Angkatan Darat, setidaknya tiga perguruan tinggi negeri, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung, sama-sama telah mendirikan studi pertahanan untuk tingkat strata dua (S-2).(*)

Sumber : ANTARA

Berita terkait lainnya :
IODAS Tawarkan Kerja Sama dengan Dephan

No comments: