Thursday, June 19, 2008

Negara Lain Tak Ingin Industri Pertahanan Kita Berkembang

JAKARTA - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menegaskan latihan gabungan TNI yang tengah berlangsung di Kalimantan mutlak dilakukan meski negara tengah kesulitan ekonomi.

"Betapapun kesulitan ekonomi, tentara perlu latihan gabungan. Ini merupakan bagian pertahanan negara kepulauan, sangat penting untuk dijaga kredibilitas,dam kemampuan pertahanan," kata Menhan seusai menghadiri Diskusi Ketahanan Maritim di Istana Wapres, Rabu (18/6).

Menhan bahkan mengaku latihan gabungan TNI di Kalimantan yang menghabiskan anggaran Rp55 miliar tahun ini sebenarnya sudah terlambat tiga tahun karena seharusnya dilaksanakan 2005 lalu. "Sudah dilaksanakan dengan amat baik. Jadi saya ucapkan selamat," cetus Menhan.

Namun Menhan mengakui revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) masih mengalami hambatan. Pengalihan pembiayaan dari kredit ekspor ke pembiayaan perbankkan dalam negeri untuk mendukung industri pertahanan dalam negeri masih memerlukan surat keputusan bersama dari Menkeu, Bappenas dan Mensesneg.

Hanya saja Menhan optimis hambatan tersebut bisa teratasi. Dia mengaku Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan menteri-menteri tersebut untuk mengeluarkan surat keputusan agar industri pertahanan dalam negeri tumbuh dengan dukungan dana perbankkan dalam negeri.

Menhan menyadari revitalisasi alutsista melalui pembenahan industri pertahanan dalam negeri membutuhkan waktu sampai 10 tahun. Dia menyatakan perlu waktu untuk menumbuhkan keterpaduan kerja lintas instansi dan pengelolaan industri strategis.

Selain persoalan dalam negeri, revitalisasi alutsista juga mendapat tantangan termasuk kepentingan asing. Negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia tak ingin industri pertahanan Indonesia berkembang agar tak mengancam kedaulatan mereka. (Fud/OL-06)

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

No comments: