Monday, June 02, 2008

Dephan : Pasokan Baja KS Untuk Pertahanan Stabil

Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, pasokan bahan baku PT Krakatau Steel (KS) untuk sektor pertahanan relatif stabil dan tidak terpengaruh rencana privatisasi perusahaan baja milik negara itu.

"Tidak terpengaruh, selama ini PT Pindad, PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia, menggunakan baja dari PT KS untuk pembuatan persenjataan TNI," katanya di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, dalam jangka menengah PT KS menjamin produksi baja untuk kebutuhan dalam negeri tetap stabil termasuk untuk kepentingan pertahanan.

Terkait rencana privatisasi PT KS, Menhan mengemukakan, hingga kini masih dalam pertimbangan mendalam pemerintah.

Pemerintah menggodok rencana privatisasi BUMN di Komite Privatisasi. Komite ini diketuai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dengan Menteri Negara BUMN sebagai ketua harian, Menteri Keuangan sebagai anggota tetap, dan menteri dari departemen teknis sebagai anggota tidak tetap.

Terkait privatisasi PT KS, pemerintah membuka opsi penjualan saham langsung kepada investor strategis (strategic sales/SS) dan penjualan saham melalui bursa (Initial Public Offering/IPO), tutur Menhan.

"Ini masih kita pertimbangkan, antara departemen terkait Menneg BUMN, Departemen Perindustrian dan Departemen Keuangan," katanya.

Tentang faktor keamanan dan kerahasiaan, menyangkut pasokan PT KS bagi sektor pertahanan, Juwono mengatakan, jangan terlalu takut dengan dominasi asing, karena hal itu sudah menjadi tren di mana-mana.

"Meski begitu, kami dari Dephan lebih memilih agar KS diprivatisasi melalui mekanisme IPO, sehingga kita bisa `mengunci` besaran saham negara," katanya.

Hingga kini telah ada setidaknya empat investor asing yang menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan KS. Dua di antaranya yaitu Archelor Mittal dan BlueScope telah mempresentasikan proposalnya di hadapan Meneg BUMN dan direksi KS.

Direktur Utama PT KS Fazwar Bujang mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya bahkan siap segera melepas 20 persen sahamnya jika pemerintah mendukung IPO.

Ia menegaskan, PT KS adalah perusahaan yang sehat sehingga tidak perlu pemerintah menjual ke asing.

Pada 2007, PT KS berhasil membukukan keuntungan sekitar Rp370 miliar dan hingga kuartal pertama 2008 keuntungan yang diraih telah mencapai Rp400 miliar.

"Dengan gambaran itu, dapat diprediksi tahun ini PT KS dapat meraih keuntungan sekitar Rp1 triliun atau lebih tinggi dari target yakni Rp800 miliar dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton baja per tahun," katanya.

Dijelaskannya, selama ini PT KS memproduksi 2,5 juta ton baja yang terdiri atas 20 persen untuk kepentingan ekspor dan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri.

Sumber : ANTARA

No comments: