Friday, May 30, 2008

Menhan Asia Pasifik Bahas Keamanan Asia

Singapura (ANTARA News) - Para menteri pertahanan, Jumat, berkumpul di Singapura untuk mengambil bagian dalam dialog keamanan dan pertahanan di kalangan negara-negara Asia Pasifik, yang bertujuan membangkitkan 'kebijakan berpikir terbaru dan solusi-solusi inovatif terhadap tantangan-tantangan global.'

Dialog Shangri-La 2008 tersebut menghimpun para pembuat kebijakan yang terlibat dalam soal keamanan kawasan yang diwakili 27 delegasi dan merupakan yang terbesar di kawasan ini.

Sejak forum dibentuk pada 2002, dialog yang diselenggarakan Lembaga Internasional untuk Pengkajian Strategis (IISS) yang bermarkas di London itu telah diperluas mencakup para pemimpin diplomatik dari Eropa dan Amerika Serikat.

Pertemuan secara resmi dibuka Jumat petang dengan pidato utama Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dijadwalkan akan menyampaikan pidato kepada peserta, Sabtu, dan diperkirakan akan membahas dampak bencana gempa bumi di China dan badai Nargis di Myanmar.

Forum ini berlangsung bersamaan dengan peringatan HUT ke-50 IISS. Dibentuk pada 1958, pada awalnya IISS memfokuskan perhatian pada pencegahan nuklir dan masalah-masalah pengawasan senjata semasa Perang Dingin.

Di antara masalah yang akan dibahas adalah tantangan-tantangan untuk menciptakan stabilitas di kawasan Asia Pasifik, masa depan keamanan Asia Timur dan keterjaminan energi di kawasan tersebut.

Dalam tahun-tahun sebelumnya, forum telah mengajukan usulan-usulan bagi diperbesarnya operasi keamanan maritim di Selat Malaka, jalinan-jalinan hubungan bilateral baru, dan pembentukan pusat bantuan kemanusiaan dan bencana di kawasan.

Para peserta termasuk para wakil dari Australia, Bangladesh, Brunei, Kamboja, Kanada, China, Timor Timur, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Lapos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, NATO, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Rusia, Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

Pertemuan ini akan berakhir 1 Juni, demikian laporan DPA. (*)

Sumber : ANTARA

No comments: