Saturday, April 12, 2008

TNI Prioritaskan Alutsista Tangani Masalah di Perbatasan

TNI akan Mengurangi Jenis Alutsistanya

JAKARTA--MI: Berbagai masalah di perbatasan membuat seperti pelanggaran wilayah membuat TNI akan memprioritaskan pengadaan persenjataan menghadapi ancaman di wilayah perbatasan.

"Yang diprioritaskan adalah alutsista untuk menghadapi ancaman khususnya penjagaan perbatasan, pulau terluar dan pelanggaran wilayah perbatasan. Maka senjata akan diarahkan yang mendukung kesana," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso seusai bertemu Menteri Pertahanan Juwono di Jakarta, Jumat (11/4).

Selain Panglima TNI, dalam pertemuan itu turut dihadiri KSAD Jenderal Agustadi SP, KSAU Marsekal Subandrio, dan Wakasal Laksamana Madya Yosaphat Didik Heru Purnomo.

Panglima menjelaskan dalam pertemuan tersebut, dirinya beserta ketiga pimpinan angkatan di TNI mendapat pengarahan dari Menhan untuk menghitung kembli kebutuhan alutsista. Kebutuhan tersebut harus dihitung berdasarkan kemampuan anggaran negara 10 tahun ke depan, kebijakan tri matra terpadu, kebijakan mempesniunkan jenis-jenis alat persenjataan tua, prioritas penggunaan, serta senjata yang bisa dipenuhi dari industri dalam negeri.

"Jadi tujuannya agar ke depan bisa lebih hemat dan lebih baik," tukas Djoko Santoso.

Tentang tujuan agar lebih hemat itu menyangkut biaya pemeliharaan persenjataan yang cenderung lebih murah bila TNI memakai senjata dari jenis yang sama.

"Jadi misalnya meriam kita punya kaliber 105, 76 dan 155. Nah itu tidak terlalu banyak jenisnya. Jadinya ditinjau lagi biar pemeliharannya lebih mudah. Kemudian juga kalau bisa dibuat dari dalam negeri kan lebih murah," jelasnya.


Salah satu jenis meriam terbaru TNI, FH 2000 howitzer kaliber 155 mm, buatan Singapore Technologies Kinetics.

Ketika ditanya apakah penyusunan kembali kebutuhan alutsista TNI itu juga terkait dengan instruksi Presiden untuk mengandangkan alutsista tua, Panglima TNI mengiyakannya. TNI akan menentukan alutsista tua mana yang harus diganti, hingga jenis pengganti dan negara produsen senjata pengganti itu.

"Nah itu tergantung postur yang kita susun, sejauhnmana ancaman yang mungkin kita hadapi, penangkalnya yang mana," ujar Panglima. (Mjs/OL-06)

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

No comments: