Thursday, April 24, 2008

Perwira TNI AL Harus dilibatkan dalam NAMRU-2

Dugaan Spionase AS Lewat NAMRU

Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengemukakan, perwira TNI Angkatan Laut (AL) harus dilibatkan dalam setiap kegiatan laboratorium riset Angkatan Laut Amerika Serikat, Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2) sebagai pengawas.

"Kami ingin ada perwira TNI AL yang dilibatkan dalam Namru-2 sebagai pengawas," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Rabu.

Menhan mengatakan, pembahasan mengenai Namru-2 kini terus dilakukan kedua pihak untuk menemukan titik temu dalam kelangsungan Namru-2.

"Saat ini, pokok pembahasan pada seputar pemberian kekebalan diplomatik bagi 20 orang staf Namru-2," ungkap Juwono.

Ia menambahkan, Indonesia tidak setuju dengan usulan AS itu dan hanya akan memberikan kekebalan diplomatik bagi dua orang staf Namru-2, sedangkan 18 orang lainnya tidak.

"Jika semua diberi kekebalan diplomatik, kita tidak pernah tahu apa saja yang dibawa dan dilakukan dalam kegiatan riset di Indonesia," tutur Juwono.

Dengan adanya perwira TNI AL dan pembatasan pemberian kekebalan diplomatik bagi para staf Namru-2, diharapkan kinerja Namru-2 dapat lebih transparan dan bermanfaat bagi kedua pihak, katanya.

Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS) Michael O Levitt dalam kunjungan kerja ke Indonesia, meminta pemerintah Indonesia agar memberikan kekebalan diplomatik bagi para staf Namru-2.



Hal itu terkait rencana perpanjangan kontrak kerja Namru-2 di Indonesia yang telah habis masa kontraknya pada 2000.

Kerja sama, kembali dilanjutkan saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit flu burung pada manusia antara bulan Juni-Juli 2005.

Selain meneliti infeksi virus Avian Influenza H5N1 pada manusia dengan memeriksa spesimen pasien yang diduga terinfeksi, Namru -2 juga membantu pemerintah mengirimkan spesimen virus ke laboratorium Center for Diseases Control and Prevention (CDC) Atlanta dan laboratorium kolaborasi WHO di Hongkong.

Pada 31 Desember 2005, kegiatan Namru-2 berakhir sehingga segala aktivitas di laboratorium itu kembali dihentikan mulai 1 Januari 2006.

Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Iskandar Sitompul mengatakan, hingga kini belum ada perwira kesehatan TNI AL yang dilibatkan dalam Namru-2.

"Padahal kita juga memiliki laboratorium induk TNI AL, dengan ahli-ahli riset yang siap dilibatkan dalam kegiatan Namru-2," katanya.

Ia mengatakan, ,jika pemerintah memutuskan agar perwira kesehatan TNI AL dilibatkan dalam Namru-2, pihaknya siap.

No comments: