Friday, April 25, 2008

16 Kedubes Indonesia Disadap

Kurangnya Sistem Keamanan Informasi Intelijen

YOGYAKARTA--MI: Sedikitnya 16 kantor kedutaan besar Indonesia di berbagai negara telah disadap. Hal ini membuat pemerintah harus memperbaiki keamanan informasi di seluruh kantor besar yang ada.

Hal itu diungkapkan mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Laksamana Muda (Purn) Subardo di sela-sela Seminar Hari Kesadaran Keamanan Informasi (HKKI) di Fakultas MIPA UGM, Kamis (24/4)

Menurutnya hal ini terjadi karena kesadaran keamanan informasi di Indonesia masih sangat rendah. "Lihat saja laporan Kepala Lemsaneg belum lama ini yang menyebut 16 kedubes Indonesia telah disadap. Hal ini jelas sebagai preseden buruk dan membuat kita harus lebih berhati-hati melakukan pengaman khususnya informasi," kata Subardo.

Namun ia tidak menyebut kedubes mana saja yang disadap termasuk siapa dan bagaimana cara penyadapan. Menurutnya penyadapan ini sudah ditemukan beberapa waktu lalu sehingga harus dilakukan perbaikan total terhadap sistem keamanan informasi di kedubes yang bersangkutan.

Sementara itu Eko Indrajit, salah seorang anggota komunitas keamanan informasi mengatakan maraknya penyadapan inilah yang menjadi penyebab rendahnya daya saing Indonesia. Bahkan dalam beberapa kasus Indonesia harus gigit jari karena programnya didahului negara lain.

"Misalnya saja dalam hal hak paten batik yang akhirnya didahului Malaysia. Sangat mungkin itu karena data yang diperoleh dari penyadapan," kata Eko.

Subardo juga meminta kepada pemerintah untuk mewaspadai laboratorium medis milik angkatan laut AS, Namru-2 yang ia nilai merupakan alat intelijen AS.

"Saya kan kerja di bidang intelijen ini sejak letnan hingga bintang dua. Lebih dari 30 tahun," kata Subardo yang menjabat kepala Lemsaneg pada 1986-1998.

Namun ia menegaskan tidak lagi mempunyai wewenang soal itu. Masalah Namru-2 diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah khususnya melalui Badan Intelijen Negara (BIN).

"Saya tidak punya punya wewenang lagi. Itu urusannya pemerintah dan BIN. Saya hanya mengungkapkannya saja agar lebih waspada," tegasnya.

Sebelumnya pihak Kedubes AS membantah Namru-2 adalah kegiatan intelijen berkedok laboratorium riset. Pihak Amerika menegaskan keberadaan Namru-2 hanya untuk penelitian di bidang kesehatan semata. (AZ/OL-06)

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

No comments: