Monday, February 04, 2008

Tank Amfibi Tenggelam, 6 Orang Marinir Tewas

SURABAYA, KOMPAS (4/2/2008) - Sebuah tank pendarat amfibi Marinir jenis BTR 50 P yang ditumpangi 15 prajurit Marinir tenggelam di lepas Pantai Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (2/2) pukul 04.30.

Dalam insiden yang berlangsung di tengah latihan TNI AL itu enam personel Marinir tewas dan seorang lainnya masih dicari.

Keenam personel yang tewas adalah Prajurit Satu Agus Priyanto, Kopral Dua (Kopda) Rusli Heri, Kopda Nugroho Pamungkas, Kopda Hariyadi, Sersan Dua Hadi Sutrisno, dan Prajurit Kepala Dwiniar.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kemarin mengatakan, satu prajurit lainnya masih dicari, yakni Sersan Kepala Suryanto. ”Tank yang tenggelam sudah ditemukan di kedalaman sekitar 30 meter dengan jarak 400 meter dari pantai. Tank amfibi itu akan segera diangkat untuk kemudian diselidiki mengapa sampai tenggelam,” ujarnya.

Latihan pendaratan

Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir Letkol Marinir Novarin Gunawan menjelaskan, musibah itu terjadi di tengah berlangsungnya latihan pendaratan amfibi yang melibatkan sekitar 1.300 prajurit Marinir di Pantai Banongan. ”Latihan itu merupakan bagian dari latihan tahunan TNI AL yang diberi nama Latihan Armada Jaya VII/A08,” ujarnya.

Musibah, lanjutnya, terjadi saat tank meluncur dari KRI Teluk Kau 504 sejauh lebih kurang 2 kilometer menuju daratan. ”Ketika sudah berada pada jarak sekitar 400 meter dari pantai, tiba-tiba tank tenggelam. Delapan personel berhasil dievakusi menggunakan perahu karet, sementara yang lainnya ikut tenggelam,” ujar Novarin.

Ia menambahkan, saat latihan pendaratan itu berlangsung kondisi perairan masih gelap. ”Dari 15 penumpang, enam di antaranya adalah kru tank, sedangkan lainnya adalah prajurit infanteri yang akan didaratkan ke pantai,” kata Novarin.

Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Timur (Armatim) Letkol Laut (Kh) Toni Syaiful mengatakan, Sabtu siang ditemukan satu jenazah mengambang. ”Kemarin pagi penyelam TNI AL berhasil mengevakuasi lima jenazah yang terjebak di dalam tank,” ujarnya.

Kemarin, keenam korban tewas diterbangkan ke Rumah Sakit TNI AL Dr Ramelan di Surabaya dan selanjutnya diterbangkan ke Jakarta. Menurut Novarin, korban tank tenggelam itu berasal dari Batalyon Infanteri 2 Marinir yang berkedudukan di Jakarta.

Novarin menyatakan, BTR 50 P buatan Rusia tahun 1962 itu masih layak digunakan. ”Saat ini kami masih menyelidiki penyebab tenggelamnya karena kendaraan pendarat tersebut masih layak digunakan,” kata Novarin. (SET/NWO)

Sumber : KOMPAS

2 comments:

Anonymous said...

MAKANYA DEPHANKAM JANGAN HANYA ANGKATAN DARAT AJA YANG DIMANJA..........TANK UDAH TUA MASIH DIPAKAI...........APAPUN ALASANYA TANK ITU SUDAH TUA.........KALAUPUN SUDAH DIREMAJAKN .YAH MASIH TETAP BARANG TUA.........UDAH CAPEK

Anonymous said...

kalau tidak tau perkembangan Marinir sekarang jangan asal comment..TNI sekarang dalam tahap peremajaan dan anggaran untuk peremajaan itu bertahap, jadi perlengkapan TNI khususnya Marinir sebenaranya sudah dalam program peremajaan dan apabila masih ada alutsista tua yang dipakai tentunya sudah dalam pertimbangan TNI, disini untuk memenuhi kebutuhan seluruh angkatan buakan TNI - AD saja tp seluruh jajaran TNI