Pesawat Intai TNI-AU Gunakan Wescam MX 15
AMBALAT, 28/2 - OPERASI AMBALAT. Komandan Misi operasi udara pengamanan Blok Ambalat, Lettu Pnb T. Sani (berdiri kanan) memberi penjelasan terkait foto udara yang dibuat dari atas pesawat intai B 737-200 TNI AU saat terbang dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas perairan Ambalat, perbatasan RI-Malaysia, Rabu, (27/2) . Koopsau II menyertakan belasan wartawan untuk mengikuti operasi pengintaian tersebut. FOTO ANTARA/Rolex Malaha/nz/
PESAWAT intai Boeng 737 milik TNI-AU terbang rendah di perairan Ambalat, Rabu (27/2) pukul 09.15 wita. Pesawat yang sedang berpatroli itu terbang dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut, dipiloti Komandan Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Danet H.
Patroli yang diikuti sejumlah wartawan di Makassar, itu mendapatkan sasaran. Sebuah kapal perang yang tidak jauh dari mercusuar berbendara merah putih, sedang mengapung. Awak pesawat mengamati dengan teliti kapal perang itu lewat layar kaca.
"Ya, di bawah ada kapal perang dengan nomor lambung 804. Lihat seorang ABK-nya hanya mengenakan baju dalam berdiri di pinggir kapal. Oh, ternyata kapal perang milik Indonesia, KRI Hiu," kata Miss Commandor Lettu Pnb Tsami, setelah gambar kapal itu semakin jelas tampak di layar kaca. "Lihat itu, di belakang kapal ada tulisan Hiu," katanya lagi kepada wartawan.
Itulah antara lain jalannya patroli pesawat intai TNI-AU di Laut Sulawesi. Di dalam pesawat selain terdapat sejumlah wartawan, juga diikuti Kepala Staf Komando Operasi Angkatan Udara II, Marsma TNI Benyamin Dandel serta sejumlah petinggi lainnya di Koopsau II.
Pilot Danet yang lulus Akabri tahun 1991 dan lulus sekolah penerbang tahun 1994, menerbangkan pesawat di kawasan Ambalat sekitar 15 menit. Sasaran yang ditemukan selain KRI Hiu, juga ada enam kapal nelayan yang sedang menangkap ikan. Para nelayan itu tampak jelas dari layar kaca di pesawat sedang mengangkat jaring ke kapalnya.
Di Skadron Udara 11 terdapat tiga pesawat intai Boeing. Ketiga pesawat itu dirancang khusus sesuai dengan fungsinya. Di belakang kokpit terdapat sekitar 15 kursi, dan di bagian belakang lagi terdapat sejumlah peralatan untuk melakukan pengintaian.
Jangan heran, pesawat ini memiliki 14 kru. Selain memiliki alat komunikasi, pesawat ini mempunyai radar cuaca, untuk menghindari awan. Yang menarik perhatian wartawan, ada camera radar (wescam MX-15) berbentuk turet dibawah pesawat yang bisa mencari target sasaran dan menampilkannya didisplay dalam pesawat. Kapal perang dan kapal-kapal nelayan tadi, dapat dimonitor melalui layar monitor itu.
"Kapal selam sekali pun, radar ini dapat menangkapnya," kata Tsani. Lelaki jangkung ini malahan sempat beberapa kali mempertontonkan gambar hutan. Itu berarti, bila ada yang melakukan pembalakan kayu dengan mudah dapat diketahui melalui layar kaca tersebut.
Usai berpatroli, pesawat terbang ke Bandara Juwata, Tarakan. Dari Tarakan ke Bandara Sepinggan, Balikpapan, lalu kembali ke Lanud Hasanuddin, Makassar.
Sumber : TRIBUN-TIMUR
Berita terkait lainnya :
Patroli ke Ambalat, Pangkoopsau Bawa 15 Wartawan Makassar
No comments:
Post a Comment