Monday, February 25, 2008

Pembangunan Kemampuan Pertahanan Jadi Prioritas



JAKARTA--MI: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menyatakan untuk mencapai sasaran rencana pembangunan jangka menengah (RJPM) dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai maka prioritas pembangunan diletakkan pada peningkatan kemampuan pertahanan.

"Yang diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme TNI dalam modernisasi peralatan pertahanan negara dan mereposisi peran TNI dalam kehidupan sosial politik, mengembangkan secara bertahap dukungan pertahanan, serta meningkatkan kesejahteraan prajurit," kata Paskah dalam rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, Senin (25/2).

Turut hadir dalam rapat kerja itu Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Paskah menjelaskan, postur pertahanan yang akan dibangun dalam kurun 2005-2009 adalah minimun essential force dan untuk pencapaian postur tersebut diperlukan anggaran pertahanan sebesar 2%-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, dia mengakui, dengan keterbatasan anggaran keuangan negara, saat ini anggaran pertahanan yang dapat dipenuhi berkisar 0,9%-1% dari PDB. Berdasarkan data Bappenas, sepanjang tahun 2000-2008, prosentase anggaran tertinggi terjadi pada 2004 dengan anggaran pertahanan 1,08% dari PDB.

"Pemerintah memutuskan rencana alokasi pinjaman luar negeri 2005-2009 untuk TNI dalam rangka pemenuhan alutsista (alat utama sistem pertahanan) senilau US$3,77 miliar. Namun jumlah ini akan selalu dikaji dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara, prioritas pembangunan, dan perkembangan pelaksanaan program alutsista yang ada," jelas Paskah.

Selain itu, lanjutnya, untuk menunjang kemandirian dalam pemenuhan alutsista serta meningkatkan peran industri strategis, sebagian rencana pengadaan alutsista akan dipenuhi dengan memanfaatkan potensi industri dalam negeri (BUMNIS). Pemerintah telah mengidentifikasikan berbagai peralatan yang dapat diproduksi BUMNIS senilai US$397 juta.

"Sebagian merupakan pengalihan peralatan yang semula direncanakan akan berasal dari luar negeri," ujar Paskah.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan prioritas pengadaan alutsista selama 10-15 tahun mendatang masih pada pengadaan alutsita untuk sistem transpor.

"70% anggaran pembelian alutsisat itu untuk alat transpor dan 20-30% untuk alutsista alat pukul seperti pesawar tempur dan kapal selam," kata Juwono.
(Far/OL-06)

Sumber : MIOL

No comments: