Monday, February 04, 2008

Panser Karam Diduga Usang


Panser amfibi BTR-50P "brand new" saat di gunakan Korps Komando TNI AL diera tahun 1960-an

JAKARTA(SINDO) – TNI AL masih mengevaluasi musibah karamnya panser amfibi di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Sabtu (2/2) yang menewaskan enam marinir.

TNI AL pun tidak membantah bahwa musibah tersebut mungkin diakibatkan usia panser yang sudah tua.”Dugaan awalnya belum ada yang pasti.Tapi kemungkinan memang ada faktor usia,”kata Kadispen TNI AL Iskandar Sitompul dalam jumpa pers di Wisma TNI AL,Jakarta kemarin.

Namun Iskandar juga tidak memutlakkan bahwa karamnya panser tersebut akibat usia yang sudah usang. Sebab, panser tersebut sudah diremajakan pada 1996. ”Mungkin ada faktor cuaca juga,” tegasnya. Iskandar menjelaskan, saat itu memang terjadi ombak setinggi 1 meter yang menerpa panser dan mengakibatkan gangguan kestabilan pada buritan belakang.

Kronologi

Panser amfibi BTR-50P buatan Rusia ini tenggelam ketika digunakan dalam latihan perang Armada Jaya 2008 di Laut Situbondo,Sabtu (2/2). Akibatnya, enam prajurit Marinir tewas karena masih terjebak di dalam panser saat berusaha menyelamatkan diri. Sementara delapan anggota lain dilarikan ke RSAL Ramelan Surabaya dan satu orang belum ditemukan.

Keenam korban tewas adalah Pratu (Mar) Agus Priyanto, Kopda (Mar) Rusli Heri, Serda (Mar) Hadi Sutrisno, Kopda (Mar) Nugroho Pamungkas, Kopda (Mar) Hari Adi, Praka (Mar) Dwi Niar Priyanto.Sementara delapan orang yang selamat dan dirawat di RSAL Ramelan Surabaya adalah Praka (Mar) Sarmilih,Kopda (Mar) Mulyono, Kopda (Mar) Wahyuno, Letda (Mar) Krama Lubis, Praka (Mar) Iwan Setiawan, Kopda (Mar) Wigati, Pratu (Mar) Purwanto, Sertu (Mar) Mujirin.

Satu orang yang belum ditemukan bernama Serka (Mar) Suryanto. Iskandar menyebutkan, saat itu panser amfibi yang mengalami musibah diluncurkan dari daerah serbuan amfibi oleh KRI Teluk Kau 504 pukul 04.30 WIB.

Saat mendekati pendaratan kurang lebih 400 meter, panser amfibi tergulung ombak yang mengakibatkan stabilitas panser terganggu. Saat peristiwa itu, lanjut Iskandar, Komandan Panser Amfibi Sertu Marinir Mujirin memerintahkan untuk membuka pintu untuk prosedur escape (penyelamatan diri).

Kemudian sembilan personel berhasil menyelamatkan diri. Sayang, satu orang tersangkut di pintu yang membuat enam orang lain tertahan di dalam. ”Akibatnya ketujuh pasukan tersebut tenggelam bersama panser amfibi di kedalaman 25 meter,”beber Iskandar.

Tersangkut di Pintu

Kadispen Marinir Letkol (Mar) Novarin Gunawan mengatakan penyebab amfibi tenggelam lebih karena cuaca buruk.Keenam prajurit yang tewas juga terutama karena terhalang seorang prajurit rekan mereka sendiri sehingga tidak sempat keluar dari dalam panser.

Begitu panser tenggelam, prosedur penyelamatan sudah dilakukan. ”Sebanyak enam orang itu tidak sempat keluar karena terhalang oleh seorang yang tersangkut di pintu. Jadi mereka terjebak di dalam. Sementara yang delapan orang bisa keluar dengan selamat, padahal saat itu panser telah menempuh jarak 1.300 meter,”jelas Novarin.

Sementara itu,enam jenazah personel Marinir tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma pukul 17.40 WIB. Jenazah langsung dibawa ke Markas Korps Marinir 2 Cilandak. Berdasarkan pantauan di lokasi, keluarga korban turut menyambut kedatangan jenazah menggunakan bus khusus TNI AL.

Jenazah yang dibawa menggunakan pesawat Cassa 212 Skuadron Lanudal 400 Juanda tiba 10 menit setelah kedatangan pesawat rombongan Wapres Jusuf Kalla yang meninjau lokasi banjir di Jakarta. (amril/rarasati syarief/ okezone)

No comments: