Thursday, February 28, 2008

TNI AU Bangun Lanud Tarakan


Kas Koopsau I Masma TNI Benyamin Dandel, S.IP bersama Wakil Wali Kota Tarakan, Tamrin AD beserta sejumlah pejabat sedang meninjau lokasi pembangunan Lanud Tarakan. (Foto : Pen Koopsau II/2008).

Mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang bakal terjadi, khususnya yang menyangkut isu sengketa perbatasan Indonesia – Malaysia, di wilayah Kalimantan Utara, baik wilayah darat, laut maupun udara, Pemerintah, dalam hal ini TNI Angkatan Udara telah mengambil langkah-langkah antisipasi pengamanan dengan menyiapkan Pangkalan TNI AU (Lanud) Tarakan, Kalimantan Timur.

Kesiapan pembangunan Lanud Tarakan, ditinjau oleh Kepala Staf (Kas) Komando Operasi TNI AU (Koopsau) II Marsekal Pertama (Marsma) TNI Benyamin Dandel, S.IP, Rabu (27/2). Ikut mendampingi Asops Kas Koopsau II Kolonel Pnb Zulhasmi serta beberapa pejabat teras Koopsau II lainnya. Kedatangan Kas Koopsau II dan rombongan diterima Wakil Walikota Tarakan, Tamrin AD beserta jajaran Muspida setempat.

Kepada Wakil Walikota Tarakan, Kas Koopsau II menyatakan, pembangunan Lanud Tarakan merupakan kebijakan dari pimpinan Angkatan Udara dalam rangka merespon sekaligus menghadirkan kekuatan Angkatan Udara di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia, guna memberikan daya tangkal (deterent power) terhadap negara tetangga. Kas Koopsau II sangat berharap kiranya Pemda Kota Tarakan khususnya dan Kalimantan Timur umumnya dapat mendukung terwujudnya Lanud Tarakan.

”Kita berharap, pembangunan Lanud Tarakan ini bisa segera terwujud, sehingga keberadaan TNI AU bisa segera dihadirkan di kota Tarakan ini” kata Marsma TNI Benyamin Dandel.

Sementara Wakil Walikota Tarakan Tamrin AD menyatakan dukungan penuhnya atas prakarsa pimpinan TNI AU membangun Lanud di wilayahnya. Menurutnya, di Tarakan memang perlu dihadirkan kekuatan-kekuatan TNI, termasuk unsur Angkatan Udara, dalam rangka mengimbangi kekuatan negara tetangga Malaysia yang seringkali membuat manuver dan provokasi.

”Bagi kami dan masyarakat yang ada di Tarakan, NKRI merupakan harga mati. Oleh karena itu kami sangat dukung setiap upaya menghadirkan kekutanan TNI – Polri di Tarakan, mengingat wilayah kami berdekatan dengan negara Malaysia” ujarnya.

Tamrin AD, yang didampingi stafnya menambahkan, pihaknya kini telah menyiapkan lahan seluas 168 hektar milik Pemda, yang berada di sebelah Bandara Juwata, Tarakan. Sementara untuk pembangunannya sendiri, pada tahun anggaran 2007, Pemda Kaltim telah mensubsidi dana 10 milyar rupiah dan Pemkot Tarakan 2,5 milyar rupiah. Pembangunan sudah dilaksanakan sejak tahun 2005 lalu, dan yang sedang berjalan saat ini berupa pembangunan fasiltas run way, fasilitas Lanud seperti komplek perkantoran Malanud, dan infrastruktur lainya.

Sebelumnya, satuan Angkatan Udara di Tarakan masih berupa pos Angkatan Udara. Diluar itu, unsur udara yang bertugas meng-cover wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia selama ini adalah Satuan Radar (Satrad ) 225. Lanud Tarakan, nantinya merupakan Lanud tipe ”C”, dikomandani oleh seorang berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) serta diawaki kurang lebih 200 personel.

Hadirkan Pesawat Tempur

Disela-sela peninjauan pembanguan Lanud, Kas Koposau II Marsma TNI Benyamin Dandel kepada wartawan menjelaskan, perbatasan Malaysia – Indonesia di sekitar Tarakan, merupakan daerah strategis. Dimana diderah ini khususnya dan Kalimantan Timur umumnya merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia.

”Saya melihat harus ada langkah antisipasi terhadap kemungkinan ancaman di perbatasan Malaysia – Indonesia ini, termasuk dengan menghadirkan pesawat tempur di Lanud Tarakan” katanya.

Terkait dengan penghadiran pesawat tempur di Lanud Tarakan, Marsma TNI Benyamin Dandel yang alumnus Akabri Udara tahun 1977 itu, mempunyai pengalaman. Pada tahun 1994, ketika melaksanakan patroli udara dengan pesawat tempur OV-10 Bronco dikawasan Sipadan Ligitan. Begitu tiga pesawat OV-10 Bronco Indonesia take off, maka Malaysia pun langsung menerbangkan dua pesawat F-5 dari Pangkalan Udara Tawau.



Mengenai berapa banyak pesawat TNI AU yang akan dihadirkan, Kas Koopsau II tidak menyebut berapa jumlahnya, karena merupakan kebijakan pimpinan TNI AU, yang jelas tentu saja akan disesuaikan dengan kesiapan pesawat dan eskalasi ancaman. ”Itu merupakan kebijakan pimpinan yang akan datang, kita tidak tahu berapa jumlahnya, tetapi yang pasti harus ada disini, dan merupakan jenis pesawat tempur” jelasnya.

Mengenai kesiapan run way, Kas Koopsau II optimis Lanud Tarakan akan mampu didarati pesawat tempur yang dimiliki TNI AU saat ini, seperti Sukhoi, F-16, F-5 maupun Hawk 100/200. Pembangunan yang sedang dilaksanakan termasuk memperpanjang run way menjadi 2240 m. Konsep pengamanan yang akan dilaksanakan di sekitar perbatasan, nantinya dengan melaksanakan patroli secara standar, termasuk pengamanan aset-aset Lanud.

Bila pembangunan berjalan lancar, direncanakan awal tahun 2009 Lanud Tarakan sudah dapat beropeasi. Dengan beropeasinya Lanud Tarakan, maka nantinya kehadiran pesawat-pesawat tempur yang selama ini berada di Lanud Balikpapan, akan digeser ke Lanud tarakan yang tentu saja akan menjadi lebih dekat dengan perbatasan Malaysia – Indonesia di Kalimantan Utara.

Sumber : DISPENAU

No comments: