Friday, February 29, 2008

India-Rusia Sepakati Harga Kapal Induk

New Delhi, Kamis - India dan Rusia sepakat mengakhiri perselisihan mereka dalam harga penjualan kapal induk bekas Uni Soviet, Laksamana Gorshkov. Rusia bersedia menjual kapal induk berbobot 44.570 ton ini kepada India, tetapi terbentur pada biaya pembaruan kembali yang melonjak tajam.

Menteri Pertahanan India VK Singh yang kembali dari kunjungan ke Moskwa, Rusia, Kamis (28/2), menegaskan, pihaknya sudah mencapai kesepakatan soal harga penjualan dari kapal induk Laksamana Gorshkov. Namun, Singh tak menjelaskan harga baru yang disepakati itu.

Perusahaan ekspor Rusia, Rosoboronexport, pada tahun 2004 menandatangani perjanjian pembaruan kembali (refurbish) kapal induk eks Uni Soviet itu dengan biaya 970 juta dollar AS (sekitar Rp 9,21 triliun). Namun, tahun lalu pihak Rusia meminta India membayar hingga 1,2 miliar dollar AS bagi biaya pembaruan kapal induk ini.

Singh menolak memberikan rincian perundingan. Hanya dikatakan, ”Akan ada kenaikan substansial dalam perkiraan biaya” guna memodernisasi kapal induk yang sudah berusia 30 tahun itu. ”Angka (biaya) dalam kontrak perubahan ini telah diajukan kepada kabinet dan Komite Kabinet Urusan Keamanan yang akan menjelaskan,” ujarnya kepada wartawan di New Delhi.

Bergabung tahun 2011

Sebuah sumber menegaskan, India membayar hingga 900 juta dollar AS untuk pembaruan kapal induk Laksamana Gorshkov yang akan berganti nama dengan INS Vikramaditya saat bergabung dengan kekuatan tempur AL India pada awal tahun 2011.

India menghendaki kapal induk ini segera bergabung dengan mengerahkan lebih dari 100 pekerja terlatih dari galangan kapal domestik untuk bersama 1.200 tenaga kerja Rusia yang kini menyelesaikan proyek pembaruan Laksamana Gorshkov.

”Kapal induk ini harus dipasang turbin baru, mesin uap, 2.500 kilometer kabel, dan memperkuat dek landasan yang ada,” ujar Singh.


Maket model INS Vikramaditya, hasil refurbish kapal induk Rusia, Laksamana Gorshkov

Kapal induk ini akan siap pada tahun 2010 dan menjalani tes berlayar selama 18 bulan. Berdasarkan kontrak dengan galangan kapal Svemash, Rusia, kapal induk ini dilengkapi senjata modern, 16 pesawat tempur MiG 29, dan sejumlah helikopter antikapal selam.

Kapal induk INS Vikramaditya akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan kapal induk pertama India, INS Vikrant, yang telah dibesituakan tahun 1997. Vikrant bertugas sejak tahun 1961. India masih mengoperasikan kapal induk INS Viraat, tetapi akan dibesituakan dalam beberapa tahun mendatang.

Kesepakatan soal harga kapal induk ini terjadi tiga bulan setelah PM India Manmohan Singh terbang ke Moskwa pada 12 November, bertemu dengan Presiden Valdimir Putin membahas hubungan kerja sama politik dan pertahanan.

Rusia memasok sekitar 70 persen dari persenjataan India. Namun, penyerahan yang sering terlambat dan ketidakcocokan dalam harga membuat New Delhi mencari pemasok lain, seperti Israel, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.

Rusia kini sedang bersaing dengan para pembuat senjata dari Barat dalam memperoleh kontrak pembelian senjata India. Kontrak ini berkaitan dengan pembelian 126 pesawat tempur senilai 10 miliar dollar AS, artileri senilai dua miliar dollar AS, dan 317 helikopter senilai satu miliar dollar AS. (AFP/Reuters/ppg)

Sumber : KOMPAS

No comments: