Saturday, February 23, 2008

AS 'yakin' hancurkan satelit

Amerika Serikat yakin bahwa rudal yang ditembakkan untuk menjatuhkan satelit pengintai yang rusak berhasil menghancurkan tangki bahan bakar yang berbahaya.

Jenderal Marinir James Cartwright mengatakan ada kemungkinan 80-90% tangki satelit itu dihancurkan.

Bola api, uap asap dan analisa spektrum yang mengisyaratkan keberadaan hidrazin memperlihatkan rudal yang ditembakkan tepat mengenai tangki itu, katanya kepada para wartawan.

"Kami sangat yakin kami berhasil mengenai satelit itu," kata Jenderal Cartwright pada keterangan pers di Pentagon beberapa jam setelah rudal ditembakkan.

"Kami juga yakin tangki berhasil hancurkan."

Dia menambahkan setelah 24-48 jam pada pejabat baru dalam mengetahui dengan pasti apakah misi itu berhasil.

Jenderal Cartwright mengatakan dia tidak dapat memastikan materi berbahaya dari satelit itu tidak akan jatuh ke Bumi, tetapi dia menambahkan sampai sejauh ini belum ada bukti hal ini terjadi.

Dia menambahkan para pejabat akan terus melacak sisa-sisa satelit yang jatuh ke arah Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik dalam dua hari ke depan.

"Sampai sejauh ini kami belum melihat sepihan yang lebih besar dari ukuran bola kaki," katanya.

Satelit USA 193 mengalami kerusakan dan tidak bisa dikendalikan lagi tidak lama setelah diluncurkan pada Desember 2006.

Satelit itu ditembak pada ketinggian 283 km di atas Bumi oleh rudal SM-3 yang ditembakkan dari kapal perang di barat perairan Hawaii.

Perlombaan senjata?

Operasi ini hanya memiliki kesempatan 10 detik untuk mengenai satelit tepat sasaran.

Rudal tersebut harus menembus tangki bahan bakar satelit yang berukuran sebesar bis, yang berisi 450 kg hidrazin dan menghancurkannya. Jika gagal tangki yang penuh bahan bakar beracun itu akan masuk kembali ke Bumi secara utuh.

Misi itu dikecam oleh Cina dan Rusia. Cina mendesak Amerika Serikat untuk memberi informasi lebih lengkap tentang misi tersebut.

Rusia mencurigai operasi itu sebagai tes sistem anti satelit sebagai bagian dari program pertahanan rudal Amerika Serikat, yang ditutup-tutupi.

Amerika membantah misi itu adalah balasan atas tes rudal anti satelit yang dilakukan Cina tahun lalu, yang memicu kekhawatiran tentang perlombaan persenjataan angkasa luar.

Para pejabat Amerika mengatakan jika rudal gagal menghancurkan tangki bahan bakar tersebut ditambah dengan sistem pengendali panas satelit itu rusak, bahan bakar berbahaya itu akan menjadi beku sehingga tangki tahan panas ketika masuk kembali ke atmosfir Bumi.

Jika tangki itu jatuh ke permukaan dalam keadaan utuh, ada kemungkinan gas beracun keluar yang akan berbahaya atau membunuh manusia jika terhirup, kata peringatan para pejabat.

Misi dijalankan beberapa jam setelah pesawat angkasa luar ulang alik Atlantis mendarat, sehingga penembakan aman dilakukan.

Sumber ; BBC

No comments: