Kerja Sama Pertahanan RI-China Fokus di Tiga Persoalan
JAKARTA--MEDIA: Menteri Pertahanan China Jenderal Cao Gangchuan bertemu dengan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Jakarta, Rabu (16/1), untuk meningkatkan hubungan yang tidak dibatasi oleh perbedaan ideologi yang dianut kedua negara.
Seusai pertemuan, Menhan Juwono menjelaskan dalam pembicaraan di sela kunjungan Menhan Cina, setidaknya ada berfokus pada tiga hal utama. Yakni pertama, tindak lanjut kerja sama pertahanan yang sudah ditandatangani di Beijing 7 November 2007 lalu.
"Kemitraan strategis di bidang pertahanan diharapkan ditindaklanjuti di bidang produksi industri pertahanan. Juga di dalam hal pembiayaan bersama, joint financing RI - RRC," ujar Juwono.
Kedua, di bidang pertukaran perwira, bintara, dan tamtama antar angkatan bersenjata baik angkatan darat, laut, dan udara. Tujuannya untuk mengembangkan kerja sama teknik, latihan bersama, dan pendidikan. Termasuk pertukaran doktrin dan cara-cara operasi militer di antara kedua negara.
Yang ketiga, sepakat untuk melaksanakan pembentukan pendidikan komite kerja sama di bidang pertahanan. "Joint cooperation comittee di bawah Sekjen (Letjen Syafrie Syamsuddin). Dan Panglima TNI serta Kasum TNI akan merinci dalam teknis kerja samanya antar kedua angkatan bersenjata," tegas dia.
Terkait poin adanya pertukaran doktrin angkatan bersenjata kedua negara, Juwono menolak bila hal itu berarti Indonesia akan menukar ideologi pertahanan maupun negara dengan milik China. Yang dimaksud dengan pertukaran doktrin antarkedua negara, kata dia, adalah keberadaan tentara kedua negara yang sama-sama berprinsip tentara rakyat, tentara kejuangan, dan tentara nasional.
Dalam pelaksanaan prinsip itu, tentu angkatan bersenjata kedua negara memiliki pengalaman historis yang berbeda-beda walau sama-sama mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Tentara sebagai sarana untuk mempercepat dan mengamankan pemulihan ekonomi. Dalam hal ini China dan Indonesia sama-sama ada kesamaan. Itu yang kita bagi," ujar dia.
Jenderal Cao juga menyatakan hal senada. Menurut Cao, kedua pihak membicarakan kerja sama yang telah dilakukan termasuk bertukar pengalaman tentang usaha memperkuat pertahanan dan angkatan bersenjata masing-masing negara. Termasuk, kata Cao, berbicara tentang bagaimana peran masing-masing angkatan bersenjata dalam berusaha meningkatkan kehidupan sosial politik dan ekonomi masing-maisng masyarakatnya.
"Pada titik itu, kami saling berbagi pengalaman bagaimana cara yang sudah ditempuh masing-masing angkatan bersenjata dalam melaksanakan fungsi tersebut," tandas Cao.
Sekjen Dephan Letjen Syafrie Syamsuddin juga menyatakan hal senada. "Kita tidak ada pertukaran doktrin. Kita pertukaran profesionalitas antar masing-masing. Doktrin tetap masing-masing, tetap tidak bisa kita tukar doktrin. Tapi kita berbagi profesionalisme," jelasnya.
"Ideologi komunisme yang masih dipegang China tak jadi masalah," tanya wartawan.
"Kita tidak punya hambatan ideologis, kita tidak mempertimbangkan faktor ideologi di dalam meningkatkan masalah profesionalisme. Kita harus memagari bahwa profesionalisme harus netral dari pengaruh-pengaruh ideologi. Itu yang kita jalankan di sini," jawab Syafrie. (Mjs/OL-03)
Sumber : MIOL
Catatan :
Kerjasama produksi (joint production) rencananya akan mengembangkan bidang industri pertahanan dengan prioritas transportasi dan mobilitas seperti pesawat angkut, kendaraan angkut dan kapal angkut.
Sumber : DMC
No comments:
Post a Comment