Tim Mabes TNI AU Segera Selidiki Jatuhnya Hawk-200
Jakarta (ANTARA News) - Tim Mabes TNI Angkatan Udara (AU) segera melakukan penyelidikan terhadap jatuhnya pesawat tempur Hawk 200/100 Selasa (30/10) pagi, di ujung landasan Bandara Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru.
"Tim sudah berangkat hari ini juga dan akan segera melakukan penyelidikan," kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU, Masekal Pertama TNI Daryatmo, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Daryatmo mengatakan tim dikepalai oleh Kepala Dinas Keselamatan Kerja dan Penerbangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Rodi Suprasodjo dan selama penyelidikan berlangsung maka pesawat buatan Inggris itu untuk sementara dihanggarkan (di-grounded).
Daryatmo mengungkapkan pesawat jatuh sekitar 200 meter di ujung landasan Bandara Sultan Syarif Kasim setelah sempat gagal tinggal landas, pada pukul 08.04 WIB.
Dalam insiden itu, pilot Hermawan selamat dan kini masih berada di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) setempat untuk pengecekan medis.
"Tak lama setelah kejadian, tim baik dari Mabes TNI AU maupun Lanud setempat, telah mengidentifikasi pesawat yang jatuh tersebut," kata Daryatmo.
Sebelumnya, pesawat sejenis juga pernah mengalami kecelakaan dalam misi latihan rutin yang diadakan Lanud Pekanbaru, pada 2005.
Hawk yang mulai digunakan TNI AU pada 1996 didisain untuk dua misi, yakni pertahanan udara dan bantuan udara langsung di medan tempur. Secara umum, Hawk 200 memiliki banyak kelebihan. Menurut BAe, mesin Adour Mk.731 ditambah kehebatan lain adalah dipasangnya alat pengendus malam hari (FLIR).
Penggunaan sayap tempur (combat wing) dengan sirip manuver tempur secara sadar dirancang untuk meningkatkan kinerja pesawat dalam pertempuran udara, terlebih lagi adanya `chaff` dan `flare` di bagian belakang sebagai sistem pertahanan diri.
Selain kemampuan serangan darat, Hawk 200 juga bisa digelar melakukan interdiksi dan mendukung misi maritim. Dengan cantelan persenjataan yang bisa digunakan untuk berbagai macam senjata, seri 200 memang bisa multifungsi.
Bobot lebih besar ini memungkinkannya untuk mengubah misi intai tempur menjadi misi penyerangan, baik untuk sasaran di darat maupun di laut.
Hawk 200 adalah murni pesawat tempur. Sementara saudaranya Hawk 100 adalah versi latih yang sewaktu-waktu juga bisa diubah jadi versi tempur. Kemampuan ini disebut sebagai `enhanced ground attack Hawk` alias Hawk serang darat yang ditingkatkan. (*)
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment