Thursday, October 18, 2007

Pilihan Pengganti Pesawat OV-10F Bronco TNI-AU diketahui



Pilihan terhadap pesawat pengganti OV-10 Bronco buatan North American Rockwell (Amerika Serikat) pada skuadron XXI Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Selasa (16/10) diketahui. Masing-masing adalah KO-1 buatan Korea Aerospace Industries, EMB 314 atau EMB 312 Super Tucano buatan Embraer Brasil, Sukhoi Su-25 buatan Rusia, dan Aero L-159 ALCA (Advanced Light Combat Aircraft) buatan Ceko.

Panglima Komando Operasi II TNI AU Marsekal Pertama TNI Yushan Sayuti, menyebutkan hingga kini terdapat dua opsi paling memungkinkan dari sejumlah pilihan itu sekalipun belum diputuskan. Pasalnya, keputusan untuk membeli pesawat pengganti OV-10 Bronco bermesin turboprop ganda yang di grounded menyusul jatuhnya pesawat itu pada Juli lalu, sangat tergantung dari keputusan politik untuk menggunakan APBN 2008.

“Anggaran untuk membeli pesawat pengganti OV-10 Bronco akan mengurangi pos Departemen Pertahanan. Ini ada anggarannya atau tidak, sebab sektor lain seperti pendidikan dan penanganan lumpur Lapindo pun memerlukan dana APBN,” kata Marsma TNI Yushan yang juga mantan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh itu.

Serah terima jabatan antara Marsma TNI Yushan dengan Marsekal Pertama TNI Irawan Supomo sebagai Danlanud Abdulrachman Saleh baru akan dilakukan pada Kamis (18/10) mendatang. Berdasarkan SK Panglima TNI, sebetulnya mulai 28 Agustus 2007 tugas baru sudah harus efektif diemban keduanya.

Pada kesempatan itu, Marsma TNI Yushan meminta agar Komandan Skuadron XXI Mayor Pnb Danang Setyabudi bersabar sembari menunggu pesawat pengganti. ”Karena rasanya kok tidak bagus, skuadron tempur tapi tidak ada pesawatnya,” imbuhnya.

Mayor Pnb Danang menyebutkan, jauh sebelum kecelakaan terakhir yang menimpa OV-10 Bronco, pesawat itu memang sudah akan dipensiunkan. “Calon penggantinya sudah kami coba, tapi masih menunggu keputusan. Saat ini ada delapan OV-10 Bronco tersisa setelah jatuh yang terakhir,” jelasnya.

Dari empat pilihan pesawat yang sudah sempat dijajal itu, KO-1 buatan Korea Aerospace Industries adalah pesawat yang kembarannya lebih dulu digunakan Indonesia. KO-1 adalah versi militer dari KT-1 Wongbee yang dipergunakan Skuadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisucipto, Yogyakarta.



Adapun Su-25 dengan kode Frogfoot dari NATO merupakan pesawat mesin jet ganda untuk dukungan serangan udara jarak pendek. Sedangkan Aero L-159 ALCA merupakan penempur ringan yang dirancang bisa dipergunakan untuk segala fungsi. Sementara Embraer EMB 314 atau EMB 312 Super Tucano buatan Brasil merupakan pesawat bermesin turboprop untuk misi serang ringan.

Pada kesempatan itu, Marsma TNI Yushan menegaskan alat utama sistem pertahanan yang berada dalam wilayah tugas barunya sangat perlu peremajaan. “Pangkalan inti itu ada di Madiun, Malang, dan Makassar dari total 21 pangkalan udara yang ada di wilayah Komando Operasi II,” katanya.

Ia menambahkan, persoalan pengadaan suku cadang pesawat merupakan hal mendesak yang harus menjadi prioritas. Selain itu, jumlah pesawat yang jauh dari total ideal satu skuadron yang mestinya dilengkapi 16 pesawat harus jadi perhatian utama.

Sumber : Dispen TNI

No comments: