Wednesday, September 05, 2007

Simulasi Amankan Bandara dari Pembajak

TANGERANG (SINDO) – Komite pengamanan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Administrator, PT Angkasa Pura II, dan Polres Bandara berhasil menggagalkan pembajakan pesawat Garuda GA 479 rute penerbangan Jakarta–Narita, dalam latihan simulasi pembajakan kemarin.

Dalam alur ceritanya, empat lelaki yang membajak pesawat meminta uang tebusan sebesar USD1 juta serta mendesak seorang rekannya yang ditahan di Polda Metro Jaya untuk dibebaskan. Pembajak menyandera sekitar 44 penumpang dan awak pesawat tersebut, mereka juga mengklaim telah memasang sejumlah bom di Terminal II. Keempat pelaku berhasil masuk kabin pesawat dengan mengelabui para petugas menggunakan mobil seraya menyeruak masuk ke pesawat yang akan boarding.

Setelah mendapat informasi tersebut, Administrator Bandara mengaktifkan emergency operation center dan menghubungi anggota komite pengamanan bandara untuk berkumpul. ”Saat itu saya langsung menyatakan kondisi rawan (yellow level). Seluruh instansi dan perusahaan yang melakukan kegiatan di bandara segera saya perintahkan untuk meningkatkan pengamanan,” ujar Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta Harry Bhakti. Dari pelaksanaan assessment (penilaian) dan kontak negosiasi yang dilakukan oleh petugas di Tower dengan pelaku di pesawat, diperoleh kepastian bahwa pesawat telah berhasil dikuasai para pelaku. Setelah mendengar informasi itu, Administrator Bandara memutuskan bandara dalam kondisi gawat.

Simulasi yang bekerja sama dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) itu berhasil menggagalkan niat pelaku. Seluruh pembajak dapat dilumpuhkan, tiga orang pelaku tewas, satu terluka parah. Sementara 44 sandera berhasil dibebaskan. Ketua Project JICA Indonesia- Jepang Sakamoto mengatakan, pihaknya melakukan pengamanan itu agar seluruh bandara di Indonesia siap menerima ancaman pelaku teror. ”Indonesia sudah beberapa kali mendapat ancaman dari pelaku teror, jadi kita harus waspada. Sebelumnya, saya sudah melakukan hal serupa ke Juanda, Ngurah Rai, Curug, Hang Nadim, serta terakhir di sini,” ujar Sakamoto. (denny irawan)

No comments: