KRI Diponegoro Tiba di Koarmatim
SURABAYA (SINDO) – Mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) yang juga penggagas pembelian kapal perang dari Belanda, Laksamana (Pur) Bernard Kent Sondakh terharu, saat menyambut kedatangan KRI Diponegoro- 365 di Surabaya,kemarin.
”Saya memang ingin sekali melihat kapal ini secara langsung dan tanpa sadar tadi saya menangis waktu kapal itu merapat di dermaga,” ujarnya seusai menyaksikan kapal itu merapat di dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).
Bernard yang menyambut kehadiran kapal perang itu bersama Pangarmatim Laksda TNI Moekhlas Sidik mengaku sangat penasaran melihat secara langsung kapal perang tercanggih yang dimiliki TNI AL tersebut. Dia kemudian berharap ABK KRI Diponegoro bisa menjaga hingga kapal perang terebut dapat bertahan lebih lama untuk memperkuat jajaran TNI AL.
”KRI Fatahillah yang sudah tua, tahun lalu masih bisa menembak, kira-kira KRI Diponegoro ini 30 tahun lagi masih bisa menembak nggak? Ini tergantung dari bagaimana ABK merawatnya,” katanya. KRI Diponegoro-365 merupakan satu dari empat kapal perang jenis Korvet Sigma Naval Patrol 9113 yang dipesan TNI AL di Schelde Naval Shipbuilding Belanda.
Kapal ini di-design secara mutakhir dengan menggunakan pendekatan teknologi Ship Geometric Modularity Approach (Sigma) yang mengadopsi klasifikasi penggabungan Cost Effectivity and Naval Rules Standard. Sementara struktur kapal dirancang menggunakan Systematic Hull Bulkhead, untuk menghasilkan tingkat keselamatan tinggi dengan fungsi fleksibilitas antarsub-compartment (cell) serta berguna menekan getaran.
Kapal itu sendiri mampu melaju dengan kecepatan 28 knot dengan daya tahan berlayar selama 20 hari. Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem Sewaco (Sensor, Weapon, and Command) menggunakan Thales Combat System Integration, Tacticos, 4 unit MOC Mk 3 MW 08, IFF, Link Y MK 2, LIROD Mk 2, King Klip, 2 unit TDS Integrated Internal, dan External Communication.
Sedangkan persenjataannya, kapal dapat dipersenjatai dengan 2 peluncur Rudal MBDA,2 peluncur Rudal Exocet MM 40,2 Meriam Tetrol Otto Melara 76 mm Super Rapiod, peluncur senjata bawah air Eurotrop, serta 2 peluncur B 515/3/T Triple Torpedo Launcher. Jika dilihat dari inventarisasi spesifikasi teknis, rancang bangun kapal ini memang untuk memenuhi tuntutan tugas TNI AL. Di antaranya, dengan penerapan teknologi pada spesifikasi teknis dan spesifikasi operasional.
Di antaranya kelayakan di laut (sea worthiness), sistem stabilitas operasional, kemampuan ketahanan daya redam (shock resistance), kemampuan ketahanan ledakan meriam (gun blast resistance), kemampuan meredam suara dalam air (under water radiated noise),pengurangan kemagnetan kapal, system infra red, anti radar (radar cross section), dan sistem pengendalian yang terintegrasi. Kehadiran KRI canggih ini tidak hanya menjadi kebanggaan Koarmatim saja, melainkan juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
”Kapal ini merupakan generasi terbaru dan mempunyai kemampuan yang lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya,” terang Laksda TNI Moekhlas Sidik. Kedatangan KRI ini akan disusul tiga KRI sejenis yang masih dalam proses penyelesaian di Belanda. (lutfi yuhandi)
No comments:
Post a Comment