Wednesday, August 22, 2007

Sukhoi Jual 6 Pesawat Tempur kepada Indonesia

Kesepakatan Pertama dari Pameran Kedirgantaraan Moskwa

Moskwa, Selasa - Perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur, Sukhoi, Selasa (21/8), mengumumkan penjualan enam pesawat tempur kepada Indonesia senilai 300 juta dollar AS (sekitar Rp 2,85 triliun). Enam pesawat ini terdiri dari tiga SU-30 MK2 dan tiga SU-27 SKM. TNI AU sudah memiliki empat pesawat Sukhoi.

Kantor berita resmi Rusia, RIA, melaporkan, penandatanganan nota kesepahaman bagi pengadaan enam pesawat tempur ini berlangsung saat pembukaan Pameran Kedirgantaraan Moskwa kemarin. RIA menyebutkan, enam pesawat ini akan melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27 SK yang sudah diserahkan kepada Indonesia tahun 2003.

Penandatangan nota kesepahaman penjualan enam Sukhoi ini sebelumnya diungkapkan Wakil Direktur Federal Service for Military Technical Cooperation (FSMTC) Rusia Letjen VK Dzirkalin dalam pertemuan dengan Sekjen Departemen Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin di Moskwa. Berbeda dengan nilai di atas, dalam nota kesepahaman disebutkan, nilai penjualan enam pesawat itu 355 juta dollar AS (sekitar Rp 3,37 triliun).

Pemerintah Rusia sebelumnya memberikan pinjaman 1 miliar dollar AS bagi pengadaan persenjataan kepada Indonesia untuk masa 2007-2010. Namun, pembelian enam Sukhoi ini di luar pinjaman yang ada. Dana serta tata cara pembayarannya akan dibahas secara tersendiri.

Pesawat tempur Sukhoi ini menggantikan peran pesawat A-4 Skyhawk dan berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan. Enam pesawat tempur Sukhoi ini diperkirakan baru akan bergabung ke jajaran TNI AU tahun 2008.

Sudah lebih dari 2.000 pesawat tempur keluaran Sukhoi dijual ke berbagai negara. Rusia sendiri menggunakan SU-24, SU-25, SU-27, SU-30, dan SU-33. Pesawat tempur Sukhoi dipergunakan di lebih dari 20 negara. India dan Malaysia sudah menggunakan pesawat Sukhoi, sementara Thailand berminat membeli SU-30 untuk menggantikan armada udaranya yang uzur.

Pertama di MAKS

Pengumuman penjualan ini merupakan yang pertama diungkapkan kepada publik berkenaan dengan pameran kedirgantaraan dua tahunan MAKS yang berlangsung di luar Moskwa itu. Pameran ini oleh Kremlin sebagai unjuk keyakinan akan bangkitnya industri penerbangan dan kekuatan militer Rusia.

MAKS kali ini merupakan yang terbesar karena diikuti sekitar 800 peserta dan dihadiri oleh industri kelas atas dari Barat, seperti perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing dari AS dan Airbus dari Eropa.

"Kami terus-menerus memperluas pameran kedirgantaraan ini sebagai dasar penandatangan kontrak bagi pengembangan kerja sama internasional dalam penerbangan dan ruang angkasa," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin saat membuka MAKS.

Putin menegaskan, Rusia perlu mempertahankan posisinya sebagai penghasil pesawat tempur terkemuka. (Reuters/AFP/ppg)

No comments: