Saturday, August 25, 2007

Kerjasama Bidang Pertahanan Indonesia Dengan Inggris Diharapkan Lebih Realistis

Jakarta – DMC, Kerjasama bidang pertahanan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris, diharapkan lebih realistis. Kedatangan Dave Morgan yang menjabat sebagai First Secretary Defence Cooperation Based At The British Commission In Brunai Darussalam ke Indonesia, dimaksudkan untuk menggali informasi lebih banyak lagi tentang kebutuhan dari ketiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan (Dirjen Strahan) Departemen Pertahanan RI, Mayjen TNI Dadi Susanto, Jum’at (24/8) usai mendampingi Menteri Pertahanan RI Juwono Sudarsono menerima Dave Morgan yang menjabat sebagai First Secretary Defence Cooperation Based At The British Commission In Brunai Darussalam, di Kantor Dephan, Jakarta.

Saat menerima tamunya, Menhan Juwono juga didampingi Dirjen Ranahan Dephan Marsda TNI Slamet Prihatino, S.IP dan Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI Edy Butar Butar S.IP. Sementara itu, Dave Morgan didampingi Dubes Inggris untuk Indonesia Charles Humfrey dan Athan Inggris di Jakarta Kolonel Sam Jarvis.

Dirjen Strahan Dephan mengatakan, bahwa pemerintah Inggris sangat mengharapkan memperoleh informasi lebih banyak lagi mengenai kebutuhan TNI baik dari aspek TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Sehingga nantinya lanjut Dirjen Strahan, kerjasama dibidang pertahanan yang akan ditawarkan pemerintah Inggris kepada pemerintah Indonesia akan lebih tepat dan terarah.

Selain itu, menurut Dirjen Strahan, selama berada di Indonesia Dave Morgan juga akan melakukan beberapa kunjungan lainnya, yaitu kepada Menteri Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Panglima TNI. Kunjungan tersebut juga dimaksudkan supaya pemerintah Inggris, juga mendapatkan informasi yang lengkap dari aspek industri, kebutuhan militer dan keuangannya secara lebih mendetail.( BDI/HDY)

Catatan Moderator :
Gelagatnya Inggris ingin mencampuri anggaran militer Indonesia, khususnya dalam hal pembelian alutsista.
Layakkah menurut Anda....? sebuah negara sibuk mengurusi kebutuhan dan kemampuan negara lain dalam hal belanja militer, sampai-sampai harus mampir ke Menkeu dan Bappenas menanyakan kemampuan anggaran NKRI.

Lha.. saat Ops. militer menumpas GAM saja, TNI tidak boleh menggunakan pesawat (Hawk) dan tank (Scorpion) buatan Inggris, padahal jelas-jelas peralatan tersebut sudah kita beli.

Belum proses pembelian yang di mark-up, jelas-jelas mereka diam saja seperti kerbau dicokok hidungnya. (Suara Merdeka)

Harapan buat petinggi di Dephan... "jangan sampai mereka terjebak kelubang yang sama".

No comments: