Wednesday, August 29, 2007

Dephan Alokasikan US$12 Juta Untuk Penambahan Radar



Departemen Pertahanan (Dephan) mengalokasikan dana sekitar 10 hingga 12 juta dolar AS untuk menambah radar terutama operasi di wilayah Indonesia Timur.

"Sementara ini, kami usahakan agar radar yang telah terpasang dapat ditingkatkan kapasitasnya. Saat ini radar yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia hanya mampu beroperasi delapan jam," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, di Jakarta, Selasa.

Ditemui usai menerima kunjungan Menhan Selandia Baru Phiil Goff, ia mengatakan rencana penambahan radar tersebut terus dibahas termasuk memetakan kembali kebutuhan radar yang diperlukan masing-masing angkatan darat, laut dan udara.

Indonesia kini tengah menjajaki radar dari tiga negara masing-masing Amerika Serikat (AS), Italia dan Prancis untuk memperkuat pertahanan udara nasional.

"Dari beberapa pilihan yang ditawarkan Mabes TNI Angkatan Udara, hanya tiga produsen dari AS, Italia dan Prancis yang layak untuk dikaji lebih lanjut," kata Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Marsekal Muda Slamet Prihantino ketika dikonfirmasi ANTARA.

Ia mengatakan, berdasarkan kajian yang telah dilakukan, tiga jenis radar yang dihasilkan tiga negara itu bisa diintegrasikan dengan sistem radar yang selama ini digunakan di Indonesia yakni jenis Thomson (Inggris) dan Plesey (Perancis).

"Itu persyaratan utama, jangan sampai kita beli radar baru tetapi tidak bisa diintegrasikan dengan sistem radar yang selama ini digunakan di Indonesia," kata Slamet.

Dari tiga produsen radar masing-masing Northrop Grumman (AS), Thales (Prancis) dan Italia hanya satu yang akan dibeli oleh Indonesia dan kini tengah dibahas di Dephan, tambah Slamet.

Sementara itu, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhunas) IVB Biak Marsekal Pertama Djubaedi mengatakan, untuk mencakup seluruh wilayah timur Indonesia diperlukan sembilan radar mengingat sebagian besar di wilayah tersebut masih terdapat `trouble spot`.

Wilayah itu juga meliputi 12 pulau terdepan yang berbatasan dengan empat negara yakni Malaysia, Filipina, Papua Nugini dan Australia.

"Sampai saat ini, untuk wilayah timur Indonesia baru di-`cover` oleh satuan radar di Buraen (Nusa Tenggara Timur) dan Biak (Papua)," katanya.

Rencananya, tiga radar baru akan ditempatkan di Saumlaki (Maluku Tenggara), Timika dan Merauke (Papua).

Sumber: ANTARA

Catatan Moderator :
Waduh kok gw ngerasa bakalan kesandung lagi nih TNI...

No comments: