Thursday, August 30, 2007

Alutsista TNI Kadaluarsa



MALANG (SINDO) – Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menyatakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI saat ini sudah dalam kondisi kadaluarsa.

Menhan mengaku, kondisi ini disebabkan keterbatasan alokasi anggaran yang dimiliki Departemen Pertahanan (Dephan). Terutama untuk penyediaan dan perawatan alutsista yang dimiliki tiga matra TNI, yakni darat, laut, dan udara.

“Bahkan ada senjata yang usianya sama dengan saya,yakni 65 tahun, dan semuanya masih digunakan” tegas Juwono saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Divisi Infanteri (Divif) II Kostrad dan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang,kemarin. Meski demikian, Juwono menandaskan, dengan segela keterbatasan itu, Dephan akan tetap berusaha melakukan peningkatan kuantitas, kualitas, dan kemampuan TNI. Salah satunya dengan efisiensi anggaran.

Dengan demikian, ujar dia, para prajurit TNI tetap memiliki kesiapan tempur yang tinggi. Sedangkan efisiensi dalam alutsista, menurut Menhan, bisa dilakukan dengan membuat perencanaan pengembangan alutsista ke depan.“ Dengan menetapkan skala prioritas yang sangat penting untuk jangka waktu 10 tahun mendatang,” paparnya.

Salah satu prioritas yang harus dilaksanakan, ungkap dia, adalah pengadaan suku cadang alutsista yang ada. Khusus masalah pesawat, Juwono mengaku, prioritas Dephan masih pada pengadaan pesawat jenis angkut, seperti Hercules. Menurut dia, pesawat angkut masih menjadi kebutuhan utama untuk menjalankan tugas militer dan non militer.

Menhan mengaku, pihaknya akan mendesak Departemen Keuangan (Depkeu) untuk segera menyetujui anggaran yang akan digunakan untuk retrofit empat pesawat Hercules yang telah direncanakan sejak 2006. Meski demikian, Juwono mengatakan, pesawat tempur juga akan menjadi prioritas kedua pengadaan alutsista.Hal ini perlu dilakukan, karena kondisi pesawat tempur yang ada masih kurang memadai.

“Seperti jenis OV-10 F Bronco yang ada di Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, kondisinya sudah sangat tua dan harus diganti. Jika tidak, akan beresiko tinggi,” tegasnya. Selain melakukan perbaikan alutsista secara bertahap, Dephan juga juga akan mulai memperhatikan kesejahteraan prajurit.

Antara lain, dalam bentuk penambahan uang lauk pauk (ULP) prajurit dan pemberian uang kehormatan untuk para veteran. ULP ini akan diberikan awal 2008. “Besaranya mencapai Rp35 ribu per prajurit,” jelasnya.Sedangkan untuk uang kehormatan veteran, Juwono mengaku nilainya mencapai Rp1,4 triliun.

Sementara itu,KSAU Marsekal TNI Herman Prayitno menegaskan, selain akan dilakukan retrofit terhadap empat pesawat Hercules, saat ini TNI AU juga mendapatkan bantuan suku cadang dari RAF Australia. Direktur Peralatan TNI AD Brigjen TNI Abdul Rachman yang turut serta dalam sidak menyatakan, saat ini alutsista TNI AD perlu ditingkatkan.Terutama jenis persenjataan berat. (yuswantoro)

No comments: