Saturday, July 28, 2007

Perjanjian RI-Singapura : DPR Tolak Penggabungan Dua Perjanjian


Komisi I DPR beserta ketuanya Theo L Sambuaga (paling depan)

Jakarta, Kompas - Dewan Perwakilan Rakyat menolak rencana pemerintah yang akan menggabungkan perjanjian kerja sama pertahanan dan perjanjian ekstradisi antara Pemerintah RI dan Singapura dalam satu paket rancangan undang-undang.

Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga dari Fraksi Partai Golkar dan Wakil Ketua Komisi I DPR Sidarto Danusubroto dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menegaskan hal itu kepada pers, Jumat (27/7).

Theo menegaskan, DPR sejak awal sudah tidak menyetujui kedua materi itu dipaketkan karena merupakan dua substansi yang berbeda. "Kalau diajukan satu paket pasti ditolak," ungkap Theo.

Menurut Sidarto, penggabungan perjanjian ekstradisi dengan perjanjian kerja sama pertahanan dalam satu paket juga bertentangan dengan hasil rapat kerja Menteri Luar Negeri dengan Komisi I DPR pada 20 Maret 2007.

Rancangan undang-undang (RUU) semacam itu juga belum ada presedennya dan tidak memiliki landasan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Sidarto kembali mengingatkan, perjanjian ekstradisi merupakan domain pidana, pengembalian aset merupakan domain perdata, sedangkan perjanjian kerja sama pertahanan merupakan domain hukum tata negara dan administrasi negara. "Konsideran dalam RUU pun akan rumit bila digabungkan," ujarnya.

Sesalkan Menhan

Theo dan Sidarto menyesalkan pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono yang menilai sikap kritis Dewan sebagai upaya politis untuk menjatuhkan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Tidak ada hubungan sama sekali dengan popularitas SBY," ujar Theo.

Reaksi DPR mengkritisi perjanjian itu, kata Sidarto, adalah hak konstitusional yang mesti dihormati. Langkah DPR, seperti mengajukan interpelasi, jangan selalu dikaitkan sebagai upaya mendiskreditkan Presiden.

Sejumlah anggota Komisi I DPR yang datang pada acara Peringatan Hari Lahir Ke-9 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kemarin, mengatakan, kedatangan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew ke sejumlah tokoh politik senior di Indonesia baru-baru ini antara lain untuk melakukan lobi secara informal soal proses ratifikasi sejumlah produk kerja sama Indonesia-Singapura. (DWA/SUT/DIK)

No comments: