Strategi Menyiasati Minimnya Alutsista TNI AL
JAKARTA - "Meskipun alutsista yang dimiliki TNI dalam kondisi yang minimum, namun hal ini tidak mengurangi kinerja TNI. Kapal perang yang digunakan dalam operasi militer ke Somalia seharusnya sudah pensiun di negara lain," demikian diungkapkan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlabar), Laksamana Pertama TNI Achmad Taufiqoerrochman di Jakarta, Senin (6/6).
Taufiq menambahkan, "Yang penting strateginya. Bagaimana kami tetap bisa melaksanakan tugas dengan persenjataan yang ada," katanya. Menurutnya, untuk mensiasati kondisi ini TNI AL kerap melakukan repowering terhadap kapal-kapal yang ada. "Kapal-kapal yang di-repower mempunyai struktur yang baik, kemudian kami ganti mesinnya," katanya.
Dengan cara seperti ini, TNI AL mampu menjaga jumlah kebutuhan kapal yang sebenarnya sudah berkurang. "Kalau dikatakan kurang ya kurang, kami mengikuti pemerintah saja," katanya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsda TNI Bonggas S Silaen mengatakan, anggaran alutsista yang disediakan negara baru 0,69 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan anggaran sebesar ini kekuatan pertahanan berkisar 30-40 persen.
Untuk mencapai kekuatan pertahanan 90 persen diperlukan peningkatan anggaran untuk 15-20 tahun mendatang hingga dua persen dari PDB. "Usulan ini dimaksudkan agar kuantitas dan kualitas alutsista yang sekarang dalam kondisi minimum jadi lebih baik secara umur maupun teknologi," kata Silaen. punch me!!
Sumber : JURNAS
No comments:
Post a Comment