Friday, September 24, 2010

RI siapkan US$1,2 miliar untuk proyek KFX

BANDUNG - Pemerintah Indonesia akan menyiapkan dana US$1,2 miliar untuk mendukung kerja sama dengan Korea Selatan dalam pembuatan pesawat Korea Fighter Experimental (KFX).

Budi Santoso, Dirut PT Dirgantara Indonesia, mengatakan proses kerja sama pembuatan pesawat tempur tersebut sudah memasuki tahap negosiasi antara Indonesia dan Korsel.

"Draft perjanjiannyanya sudah selesai dibuat, tinggal detailnya saja. Jika kedua belah pihak sudah setuju, perjanjian segera disepakati," katanya di sela-sela Bandung Air Show dan Creative Expo di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (23/9) kemarin.

Dalam kerja sama itu, paparnya, Indonesia akan mendanai 20% dari total kebutuhan dana proyek pembuatan pesawat KFX yang mencapai US$6 miliar. Dana itu akan ditanggung oleh kementerian Pertahanan.

Adapun sisa kebutuhan dana sebesar 80%, lanjut Budi, Pemerintah Korsel akan memberikan 60% dari total kebutuhan dana untuk biaya pengembangan proyek atau sekitar US$3,6 miliar, sementara 20% lagi akan disokong oleh Korea Aerospace Industry (KAI).

Budi menuturkan kerja sama itu diharapkan membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi pembuatan pesawat di masa mendatang.

"Jika selama ini Indonesia hanya sebagai pembeli pesawat, ke depannya harus bisa menguasai teknologi pesawat," katanya.

Dia menilai Indonesia tidak kalah bersaing dengan Korsel dalam industri pesawat terbang. Selama ini, tuturnya, Indonesia sudah banyak menggarap berbagai komponen dan merakit pesawat pesanan luar negeri.

Korsel memilih menjadi subkontraktor karena pemerintahnya ingin menjadikan negara itu sebagai pemimpin di bidang avionic atau elektronika penerbangan daripada membuat pesawat.

Dia menilai Pemerintah Korsel serius dalam proyek pembuatan pesawat itu.

Budi mencontohkan bukti keseriusan Pemerintah Korsel pada saat melakukan riset liquid crystal display (LCD) 10 tahun yang lalu dan hasilnya bisa dilihat saat ini.

"Hampir semua produk LCD di pasaran adalah buatan negara itu," katanya.

Sumber : BISNIS.COM

No comments: