Monday, July 05, 2010

Sail Banda Libatkan 1667 Personil TNI AL


Kapal Rumah Sakit milik AL Singapura, RSS Endeavour

JAKARTA - TNI Angkatan Laut melibatkan 1.667 orang personel untuk mensukseskan pelaksanaan Sail Banda 2010. Selain dari unsur TNI AL, kegiatan ini juga melibatkan peserta dari unsur pemerintah, swasta dan masyarakat Maluku, pemuda dan pelajar dari 33 provinsi. Kegiatan ini berlangsung bulan Juli hingga Agustus 2010 di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.

Demikian dikatakan Dinas Potensi Maritim TNI AL, Laksamana Pertama TNI Suryo Wiranto saat menyampaikan laporan pada upacara pemberangkatan Satgas Operasi Bhakti Surya Baskara Jaya (SBJ) Sail Banda 2010 di Markas Komando Lalu Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/7).

Dalam upacara ini, Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Agung Laksono bertindak sebagai inpektur upacara.

Laksma TNI Suryo Wiranto menjelaskan, kegiatan Sail Banda 2010 ini akan melibatkan dan menggunakan unsur utama Alutsista TNI AL yaitu KRI dr. Soeharso-990 (kapal rumah sakit TNI AL). Selain itu, dua kapal rumah sakit milik negara asing yaitu USNS Mercy dari Amerika Serikat dan kapal RSS Endeavour milik Angkatan Laut Singapura. Ketiga kala rumah sakit ini akan ikut mendukung pelaksanaan bhakti sosial dan berbagai rangkaian kegiatan.

"Kapal rumah sakit ini akan memberikan pelayanan kesehatan dan sosial bagi masyarakat di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara," katanya.

Menhan Kunjungi Pulau Terluar

Sementara itu Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro Sabtu (3/7) kemarin juga melakukan kunjungan ke dua pulau terluar Indonesia, yakni pulau Rondo di Provinsi Aceh dan pulau Berhala di Sumatra Utara.

Kunjungan yang dilaksanakan selama 2 hari pada 3 dan 4 Juli tersebut bertujuan untuk meninjau pos dan fasilitas prajurit TNI yang bertugas menjaga pulau terluar.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan prihatin terhadap perlengkapan militer yang dimiliki personel TNI yang menjaga pulau perbatasan Indonesia.


View Larger Map

"Saya merasa prihatin dengan peralatan militer yang dimiliki anggota TNI di Pulau Rondo, karena peralatan yang ada masih minim untuk melakukan pemantauan daerah itu dari berbagai aksi pencurian," katanya usai melakukan kunjungan kerjanya ke Pulau Rondo, Provinsi Aceh, Sabtu.

Pulau Rondo yang bersebelahan dengan Pulau Sabang, merupakan salah satu dari 12 pulau terdepan di Indonesia. Disebutkannya, sebanyak satu pleton pasukan yang ditempatkan di sana masih belum memiliki peralatan yang memadai akibat anggaran yang dimiliki masih terbatas.

"Kita akui minimnya anggaran yang kita miliki berdampak terhadap peralatan militer yang kita punya saat ini," jelasnya. Dia mengatakan, idealnya untuk penjagaan Pulau Rondo terutama yang berdekatan dengan Selat Malaka itu dibutuhkan peralatan seperti kapal cepat dan peralatan lainnya.



Menhan prihatin dengan minimnya persenjataan dan perlengkapan prajurit di perbatasan

Selain melengkapi perlengkapan, kesejahteraan prajurit juga penting diperhatikan, karena berbagai kebutuhan yang diperlukan harus didatangkan ke sana, katanya. Kendati demikian, kata Menhan, pihaknya akan berupaya melakukan berbagai perbaikan dan bekerja maksimal, mungkin dalam mempertahankan keutuhan NKRI di masa mendatang.

"Semua itu perlu perbaikan secara bertahap, karena saat ini pemerintah sedang fokus untuk kesejahteraan rakyat Indonesia di seluruh tanah air," katanya. Selain melakukan peninjauan, Menhan juga memasang batu prasasti sebagai tanda perbatasan tanda wilayah negara Indonesia di pulau tersebut.

Sementara itu, Pangdam Iskandar Muda Majen TNI Hambali Hanafiah mengatakan, pihaknya terus memberikan berbagai dukungan seperti kesehatan bagi para prajurit yang ditugaskan menjaga perbatasan RI itu. "Untuk kesehatan mereka kita rujuk ke Kota Sabang," demikian Hambali. .

Sumber : JURNAS/MEDIA INDONESIA.COM

No comments: