Saturday, July 05, 2008

Panglima: TNI Ingin Kemandirian Alutsista

Surabaya, - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengemukakan, TNI sudah lama menginginkan kemandirian nasional dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Namun, keinginan itu dihadapkan pada kondisi keuangan negara.

"Namun demikian, kita harus tetap optimis bahwa semua itu akan terwujud," kata Djoko, pada pelantikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Tedjo Edhi Purdijatno, yang mengantikan Laksamana TNI Sumardjono, di Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jum`at (4/7).

Djoko menegaskan, upaya kemandirian nasional itu merupakan langkah strategis, sehingga ketergantungan terhadap asing bisa dikurangi. Salah satu caranya adalah lewat program alih teknologi dengan memanfaatkan industri strategis dalam negeri. "Kalau pengadaan alutsista dari luar negeri, maka harus melibatkan TNI AL untuk alih teknologi," katanya.

Djoko juga menyatakan, ancaman di laut seperti perompakan, konflik transnasional, maupun pencurian kekayaan nasional yang merugikan negara, harus dihadapi TNI AL dengan kesiapsiagaan tinggi.

"Karena kita dihadapkan pada kondisi laut yang luas, maka penggunaan alutsista TNI AL yang sudah memasuki usia tua perlu pembaharuan dan modernisasi," ujarnya.

Tak ada Pembatalan Alutsista dari LN

"Belum ada yang dibatalkan. Semua sesuai rencana dalam program 2004 hingga 2009", katanya. Menurut jenderal berbintang empat itu, keinginan TNI untuk kemandirian nasional dalam pengadaan alutsista itu, juga sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan industri dalam negeri.

"Karena itu, TNI akan mengupayakan pengadaan itu dari dalam negeri. Kalau yang dari luar negeri, kita akan mengikutsertakan ahli-ahli kita, sehingga ada `transfer` teknologi secara bertahap", kata mantan KSAD itu.

Ia mengemukakan, sejumlah alutsista yang didatangkan dari luar negeri, antara lain helikopter MI-17 dari Rusia yang baru tiba di Juanda, Surabaya, kapal perang dari Belanda, serta suku cadang pesawat Hercules dan Sukhoi.

"Sementara untuk dalam negeri berbentuk senjata-senjata ringan TNI AD, panser, pesawat ringan seperti CN 235", katanya.

Review Persenjataan dalam Latgab TNI

Kepada wartawan, KSAL Tedjo Edhy Pudjianto juga berjanji meneruskan program yang telah diletakkan pendahulunya.

Termasuk, mendukung penguatan beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista). ‘’Semua konsep yang telah ada dalam konsep jangka panjang TNI-AL akan terus kami lanjutkan,’’ tegasnya.

Menurut pati bintang tiga itu, pihaknya telah melakukan rencana menambah alutsista. Di antaranya, rudal jenis exocet (MM-40) maupun rudal pengganti exocet lama.

”Pengadaan alutsista itu tetap akan diteruskan karena hal tersebut sesuatu yang mutlak,’’ ujarnya.

Di antara jenis rudal itu, yang dijanjikan ditambah adalah rudal tipe C-802 sebagai pengganti rudal exocet. Sebab, dalam uji coba Latihan Gabungan 2008 bulan lalu, kemampuan rudal tersebut telah teruji. KRI Karang Galang dalam radius 120 kilometer berhasil dikandaskan oleh rudal itu.

”Intinya, semua kekuatan alutsista bakal kami tambah. Terutama yang telah masuk dalam perencanaan hingga 2009,’’ jelasnya.

Dikutip dari beberapa sumber :
GATRA.COM
ANTRANEWS
BATAM POS

No comments: