Wednesday, May 07, 2008

Dephan : Pertahankan Krakatau Steel

Material Baja untuk Industri Pertahanan

JAKARTA - Departemen Pertahanan menyatakan PT Krakatau Steel (Persero) adalah salah satu industri strategis yang harus dipertahankan pemerintah. Selama ini industri baja tersebut memasok bahan baku baja untuk kebutuhan industri strategis pertahanan nasional.

Menurut juru bicara Departemen Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Slamet Hariyanto, pihaknya menanyakan rencana penjualan tersebut melalui surat Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin pada Senin (5/5) lalu (bukan surat Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono seperti dikutip Koran Tempo, 6 Mei).

"Intinya, kami meminta penjelasan yang valid mengenai rencana penjualan Krakatau," ujarnya kepada Tempo kemarin.

Slamet menyatakan Departemen Pertahanan meminta penjelasan terkait dengan penjualan kepada mitra strategis. "Selama ini Krakatau mendukung industri pertahanan dengan memasok bahan baku baja," katanya. Menurut dia, surat yang dikirim Sekretaris Jenderal berisi tentang pertanyaan mengenai keterjagaan keamanan produksi senjata Indonesia yang menggunakan bahan baku dari Krakatau Steel.

"Karena kami menilai Krakatau sebagai industri stralegis yang mendukung industrinpertahanan," ujar Slamet. Menurut dia, jangan sampai kebutuhan militer Indonesia terhambat.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil menyatakan pasokan bahan baku baja industri senjata dalam negeri tetap aman jilia Krakatau dijual kepada mitra strategis asing. "Karena nanti pemerintah akan tetap sebagai pemilik mayoritas, jadi tidak ada masalah," ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk memastikan keamanan itu, pemerintah akan menyiapkan kebijakan khusus perindustrian yang mengatur soal pasokan bahan baku baja bagi industri pertahanan. "Lihat saja di negara lain yang pabrik bajanya dimiliki asing, sistem pertahanannya tidak ada masalah," katanya.


Ranpur TNI buatan industri Strategis dalam negeri yang sebagian besar materialnya dipasok oleh KS

Sofyan kembali memastikan belum menerima kiriman surat dari Departemen Pertahanan yang menanyakan soal keamanan pasokan bahan baku baja bagi industri pertahanan. "Saya belum tahu, mungkin hari ini baru saya terima. Nanti akan kami jawab semuanya," ujamya.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai penjualan saham Krakatau tak perlu dikhawatirkan Departemen Pertahanan. Teknologi baja yang ada, kata dia, bukan rahasia lagi. "Proses produksi baja di mana-mana sama saja, sudah bukan rahasia lagi, mudah dibocorkan," katanya.

Dia kembali menegaskan proses penjualan dan penawaran mitra strategis di bawah koordinasi langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Semua kan arahan Wakil Presiden," ungkapnya kemarin.

Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang menyebutkan industri baja untuk alat utama sistem pertahanan Departemen Pertahanan selama ini dikelola secara rahasia. "Komposisi standar untuk proses dan peralatan, tapi ada hal-hal lain yang rahasia," katanya.

Selama ini, kata dia, Krakatau menyediakan pasokan baja untuk industri pertahanan. "Departemen Pertahanan memiliki konsentrasi yang cukup besar," katanya. Fawzar mengatakan proses pengolahan baja untuk alat utama sistem pertahanan berbeda dengan kepentingan industri lainnya. ''Industri tersebut (baja) di mana-mana memang strategis."

Sumber : KORAN TEMPO

No comments: