Monday, July 09, 2007

Di ASEAN, Anggaran Pertahanan Indonesia Paling Rendah

TEMPO Interaktif, Jakarta: Selama lima tahun terakhir, anggaran pertahanan Indonesia paling rendah di antara negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). "Sejak 2000, alokasi anggaran pertahanan rata-rata per tahun masih di bawah satu persen Produk Domestik Bruto (PDB), dan itu di bawah negara-negara Asia Tenggara yang memiliki anggaran pertahanan di atas dua persen PDB," kata Brigadir Jenderal Jurefar, Direktur Perencanaan Pengembangan Kemampuan Departemen Pertahanan, pada diskusi bertajuk "Membangun TNI yang Profesional sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan Nasional dalam Rangka Konsolidasi Demokrasi", di Jakarta, Kamis (7/10).

Menurut Jurefar, alokasi anggaran di bawah satu persen PDB akan menyulitkan pembangunan kekuatan pertahanan yang memadai. "Bahkan untuk membangun kekuatan minimal sekalipun," katanya. Selama lima tahun terakhir, anggaran pertahanan mencapai Rp. 14,27 triliun per tahun. Angka itu kira-kira 0,88 persen PDB rata-rata per tahun atau kira-kira 4,29 persen Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) rata-rata per tahun.

Tapi tampaknya, perubahan mulai dilakukan. Karena, dalam Rencana APBN 2005, Dephan mengajukan rencana anggaran belanja pertahanan sebesar Rp. 45,028 triliun, yang kemudian terealisasi sebesar Rp. 21,997 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya, anggaran pertahanan naik 2,59 persen.

Menurut K.A. Badaruddin, Kasubdit Pembinaan Anggaran Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan, ideal alokasi anggaran pertahanan 2005-2006 adalah dua persen dari PDB. Artinya, sekitar 11 persen dari APBN atau bernilai Rp. 51,17 triliun. "Saya berharap, tiga sampai 15 tahun ke depan, anggaran pertahanan meningkat menjadi 3, 86 persen dari PDB, atau Rp. 98, 77 triliun," kata Badaruddin.

Kecilnya anggaran pertahanan, menurut Badaruddin, tidak lepas dari ketidak-mampuan peningkatan pendapatan negara mengimbangi peningkatan pengeluaran negara. Fleksibilitas kebijakan fiskal yang sangat terbatas, juga ikut mempengaruhi. "Dukungan terhadap anggaran pertahanan sangat tergantung dari kemampuan keuangan negara," kata Badaruddin.

Berikut adalah perbandingan persentase anggaran pertahanan masing-masing negara di Asia Tenggara dan sekitarnya, terhadap PDB dan APBN:
Australia: 2,3 dan 7,13
Brunei: 6,9 dan 17,96
Filipina: 2,2 dan 19,88
Malaysia: 4 dan 9,08
Thailand: 2,8 dan 15,04
Singapura: 5,2 dan 20,97
Indonesia: 1,07 dan 5,72

Kutip dari : dedycan

No comments: