Thursday, March 01, 2012

Ada Dugaan Mark-up Pembelian 6 Jet Tempur Sukhoi

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menduga ada penggelembungan harga atau mark up dalam pengadaan enam jett tempur jenis Sukhoi SU-30 MK2 oleh pemerintah.

Tubagus menjelaskan, akhir 2010 DPR menyetujui pembelian enam pesawat Sukhoi itu seharga 470 juta dollar AS melalui kerja sama dengan pemerintah Rusia. Pemerintah Rusia, kata dia, menyediakan state credit sebesar 1 miliar dollar AS.

Namun, Tubagus mengaku menerima informasi bahwa Kementerian Pertahanan Indonesia melakukan kontrak tidak melalui Rosoboron Export yang merupakan perwakilan Pemerintah Rusia di Jakarta. "Tapi lewat PT X sebagai broker," kata Tubagus, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta, Kamis (1/3).

Tubagus menambahkan, berdasarkan penjelasan pihak Rosoboron, harga Sukhoi SU 30-MK2 per Juli 2011 sekitar 60-70 juta dollar AS per unit. Harga Sukhoi yang dibeli sebelumnya hanya 55 juta dollar AS per unit.

Jika memakai harga tertinggi yakni 70 dollar AS, kata dia, maksimal harga hanya 420 juta dollar AS untuk enam unit. "Pertanyaannya mengapa harus menggunakan PT X sebagai broker? Padahal ada perwakilan Rusia di Jakarta. Mengapa ada perbedaan harga sampai 50 juta dollar AS?" kata Tubagus.

Dikatakan Tubagus, proses pembelian pesawat itu tinggal menunggu barang datang ke Indonesia. Komisi I pernah menanyakan hal itu ke pemerintah. "Tapi jawabannya normatif. Biar KPK aja (yang tangani)," pungkas dia.

Sumber : KOMPAS.COM

13 comments:

Anonymous said...

asal ngomong bapak ini...anggota DPR yang suka asal ngomong ya bapak ini,,bapak TB hasanudin,,,

Anonymous said...

Gak kebagian jatah

Anonymous said...

Saya dukung jika tuduhan atas dasar yg jelas dan tdk asal Ngomong. Semoga proses ke depannya lebih transparan lg sehingga tdk bisa dipolitisir.

Anonymous said...

Bisa juga ada pembelian offsetnya, kita memang harus waspada tapi jangan ngomong tanpa dasar kayak pak TB

Anonymous said...

setan.. Dah ga usah beli alutsista lagi!..

Anonymous said...

utk kasus ini saya appresiasi inisiatif Pak TB, beliau jalankan fungsinya mengawasi penggunaan anggaran Kemenhan. Ada baiknya selesaikan secara internal, ketimbang blow up ke media. Jangan sampai dlm Pertahanan antara Komisi 1 dan Kemenhan tidak solid (bukan solid membohongi publik tentunya).

Anonymous said...

Tb has dari dulu mafia alutsista krn skrg gak dapat jatah matanya mlotot

Anonymous said...

Hayo yg di lokernya ada brosur T 90 tunjuk tangan

Anonymous said...

Dapet informasi dri mana tuh.. BOHONG!! Taktik baru untuk memperkeruh suasana, gw udah baca informasinya, bahwa udah ada ksepakatan antara kemhan dgn rosoborontsport, udah tanda tangan, n hasilnya deal.. Jdi udah lewat prwakilan resmi, pke ngeles ada pt x sgala, apa'an tuh.. Jgn prcaya gan, taktik baru tuh para broker..

mencari petunjuk said...

info yang bermanfaat..

Anonymous said...

Ah kalian semua sama aja,,gak ada yg bener kaya anak kecil !!

Anonymous said...

Sebaiknya jangan asal menduga atau menuduh. Selidiki dan cari data dulu, benar tidak ada mark up, jangan asal ngomong. Wakil rakyat kok ngomong kayak ember. TNI saat ini sudah sangat transparan dan siap diaudit. Kita perlu dukung komitmen TNI tersebut. jangan dikotori dengan paradigma berpikir tempo dulu.

Anonymous said...

Sebaiknya jangan asal menduga atau menuduh. Selidiki dan cari data dulu, benar tidak ada mark up, jangan asal ngomong. Wakil rakyat kok ngomong kayak ember. TNI saat ini sudah sangat transparan dan siap diaudit. Kita perlu dukung komitmen TNI tersebut. jangan dikotori dengan paradigma berpikir tempo dulu.