Operasional F-16 Dihentikan Sementara
Operasional F-16 Dihentikan Sementara
15 Maret 2017
F-16 TS-1603 Tergelincir dan Tidak Bisa Digunakan Lagi
JAKARTA, KOMPAS — Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, tergelincir di ujung landasan Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa (14/3) pukul 17.25. Akibat insiden itu, pesawat mengalami total lost alias tak dapat digunakan lagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya mengatakan, tergelincirnya pesawat F-16 itu disebabkan brake mulfunction atau kerusakan rem setelah pesawat mendarat di landas pacu 36. Dua penerbangnya, Mayor (Pnb) Andry - yang sehari-hari sebagai Kasiops Skuadron Udara 16 - dan Lettu (Pnb) Marco - sebagai siswa konversi - selamat. Keduanya saat ini dibawa ke Rumah Sakit Lanud Roesmin Nurjadin untuk pemeriksaan. Sementara pesawat dievakuasi ke hanggar Skuadron Udara 16. "Tidak ada korban, pilot juga tidak luka," kata Jemi.
Penyelidikan lebih lanjut soal penyebab kecelakaan masih dilakukan. Pesawat dua tempat duduk dengan nomor TS 1603 itu dibeli Indonesia dari Amerika Serikat dan datang pada Mei 1990. Pesawat ini satu dari dua pesawat tempur yang mencegat lima F/A-18 Hornet AS pada 2 Juli 2003 di atas pulau Bawean.
Tahun lalu media asal AS, The Salt Lake Tribune, sempat melansir berita tentang warga Utah, Scott A Williams (51) yang didakwa karena mengekspor suku cadang F-16 secara ilegal ke Indonesia (Kompas, 4/3/2016). Scott kedapatan akan mengirimkan perangkat rem F-16 ke Indonesia. Dia ditangkap pada 19 Februari 2016 dan dihadapkan ke pengadilan pada 2 Mei. Scott sebelumnya bekerja di Hill Air Force Base dalam Program Penjualan Militer Asing dengan tanggung jawab spesifik suku cadang F-16. (Kompas)
Lanud Pekanbaru hentikan sementara operasional F16
Pekanbaru (ANTARA News) - Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin menyatakan akan menghentikan sementara operasional pesawat tempur F16 dari Skadron Udara 16 pasca tergelincirnya jet tempur buatan Amerika tersebut hingga badan pesawat terbalik di Pekanbaru, Selasa (14/3).
"Pesawat F16 akan dihentikan operasional untuk sementara hingga diketahui penyebab utama," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadi, Marsekal Pertama Henri Alfiandi di Pekanbaru, Rabu.
Henri menjelaskan saat ini pesawat F16 dengan nomor ekor TS1603 masih berusaha dievakuasi dari landasan pacu Lanud Roesmin Nurjadin yang juga menjadi landasan pacu untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Terkait penyebab pasti kecelakaan pesawat tersebut, Henri mengatakan tim dari Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) Mabes TNI AU sedang melakukan penyelidikan.
Ia mengatakan selama penyelidikan berlangsung, F16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin akan dihentikan operasionalnya, baik untuk patroli udara maupun latihan tempur yang dalam pekan ini sedang berlangsung.
Menurut dia, penghentian operasional ini merupakan prosedur TNI AU menyikapi peristiwa itu.
"Ini memang prosedur untuk mengambil langkah menenangkan," tuturnya.
Lanud Roesmin Nurjadin merupakan satu-satunya Lanud Tipe A di Sumatera. Terdapat dua Skadron Udara di Pangkalan militer tersebut. Selain Skadron Udara 16 dengan jet tempur F16 nya, juga terdapat Skadron Udara 12 dengan Hawk 100/200.
Selasa petang tadi, salah satu pesawat tempur F16 mengalami kecelakaan keluar landasan atau over run saat melakukan pendaratan usai misi latihan.
Kedua pilot yang menerbangkan pesawat naas itu, Mayor Pnb Andri Setiawan dan Lettu Pnb Marco Anderson dipastikan selamat.
Danlanud menjelaskan peristiwa tergelincirnya pesawat itu terjadi sekitar pukul 16.55 WIB.
Pesawat awalnya mendarat mulus, namun saat pendaratan pesawat mengalami masalah pada sistem pengereman atau breaking malfunction. Kedua pilot lantas berusaha menghentikan pesawat sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku hingga akhirnya tergelincir dan keluar landasan pacu sejauh 200 meter.
"Namun upaya tidak berhasil dan pesawat tergelincir dan terbalik. Kejadian secara detail dalam tahap penyelidikan PPKPU," tuturnya. (Antara)
Militer Indonesia
No comments:
Post a Comment